Papua No. 1 News Portal | Jubi
Suva, Jubi – Warga Fiji yang tinggal di daerah-daerah yang dihancurkan oleh Siklon Tropis Harold bulan lalu didesak untuk bergabung dengan kampanye pembersihan oleh pemerintah.
Upaya pembersihan ini merupakan bagian dari langkah pemerintah untuk mencegah naiknya penderita TB, tifus, demam berdarah, dan diare.
Hujan deras yang melanda beberapa daerah menyebabkan banjir dan tanah longsor, dan ada kekhawatiran akan meningkatnya penyebaran jumlah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.
Penasihat bidang kesehatan, Jemesa Tudravu, berkata meskipun ancaman Covid-19 masih ada di Fiji, penting juga untuk tetap waspada terhadap penyakit-penyakit lain.
“Kita meminta agar anggota masyarakat turut membantu upaya ini, saat ini kita pergi dari desa ke desa dan daerah permukiman di sekitar pusat-pusat kota untuk melakukan pembersihan,” kata Jemesa Tudravu.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Fiji berkata tujuh orang telah meninggal dunia akibat Leptospirosis tahun ini, sementara masih ada tiga kasus lainnya di masyarakat.
Kementerian itu juga mengungkapkan ada sekitar 800 kasus demam berdarah di Fiji – sebagian besar di divisi tengah dan utara.
Direktur Kantor Penanggulangan Bencana Nasional (NDMO), Vasiti Soko, berkata mereka berencana untuk menarget zona-zona merah di Macuata, yaitu Namara, Siberia, Vunivau, Wailevu, Waiqele, Korotari dan Batikama. Soko menegaskan salah satu tujuan utama kantornya adalah untuk memastikan keperluan dasar masyarakat yang rentan diidentifikasikan dan dipenuhi.
Sementara itu, dia juga membenarkan bahwa masih ada lebih dari 600 orang yang ditampung di pusat-pusat pengungsian, hampir lebih dari sebulan sejak Harold menerjang negara itu.
Keadaan darurat bencana alam selama 30 hari yang dideklarasikan oleh Fiji sudah berakhir pekan ini, tetapi proses pembangunan kembali baru saja dimulai.
Soko juga menambahkan bantuan sembako dan keperluan darurat lainnya terus didistribusikan ke masyarakat yang terkena dampak langsung Harold dan 79 pusat pengungsian.
Pelajar Kepulauan Solomon di Fiji bantu korban Harold
Sementara itu, sekelompok mahasiswa dari Kepulauan Solomon yang sedang menempuh studi di Universitas Pasifik Selatan mendonasikan makanan, pakaian, dan bantuan dana kepada 18 keluarga.
Presiden Asosiasi Pelajar Kepulauan Solomon, Peter Maclean, mengatakan mereka senang bisa membantu korban siklon itu, yang juga menyerang Kepulauan Solomon, Vanuatu, dan Tonga. Maclean berkata para pelajar telah menggalang dana untuk meningkatkan sumbangan mereka.
“Ini menunjukkan bahwa nilai kebaikan hati, rasa hormat, dan kasih Melanesia ada di hati pelajar-pelajar kita,” ungkapnya. (RNZI)
Editor: Kristianto Galuwo