Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Presiden Prancis Emmanuel Macron mengeluarkan kebijakan penutupan masjid di pinggiran timur laut Paris, Pantin, selama enam bulan mulai Rabu (21/10/2020) malam waktu setempat. Keputusan itu dikeluarkan kaitanya kelompok Islam militan terlibat pemenggalan guru yang mendiskusikan karikatur Nabi.
Tercatat seorang guru Samuel Paty dibunuh oleh seorang pengungsi Chechnya kelahiran Moskow berusia 18 tahun. Investigasi lebih lanjut terkait perisitiwa itu kini tengah dilakukan, meski polisi sudah menembak mati sang tersangka. Pembunuhnya telah diidentifikasi oleh pihak berwenang sebagai Abdoullakh Anzorov. Pejabat pengadilan pada Rabu (21/10) pagi waktu setempat mengatakan bahwa ada tujuh orang yang ditahan dalam penyelidikan pembunuhan mengerikan itu. Termasuk dua anak di bawah umur. Mereka harus menghadap hakim investigasi untuk dakwaan awal.
Baca juga : Majalah pembuat gambar rasial di Prancis menuai kutukan publik
Puluhan ribu warga Pakistan Protes penerbitan kartun Nabi
Pemenggalan guru, polisi Prancis buru kelompok ekstremis
Ketujuh orang itu di antara 16 orang, termasuk lima remaja, awalnya ditahan untuk diinterogasi. Sembilan orang lain dibebaskan. Penyelidik saat ini sedang mempelajari bagaimana pembunuh, yang tinggal di kota Evreux, Normandia, mengatur pertemuannya dengan Paty.
Macron mengatakan asosiasi dan individu lain yang diketahui terlibat atas peristiwa pemenggalan akan ikut ditutup. Pemenggalan yang terjadi pekan lalu itu telah memicu kecaman dari ribuan warga Prancis.
Mereka berkumpul dalam hujan gerimis untuk menghormati Samuel Paty. Guru pelajaran sejarah dan Geografi, itu dipenggal Jumat pekan lalu dalam perjalanan pulang dari sekolah di Conflans-Sainte-Honorine, Paris.
Macron menegaskan bahwa dia menginginkan “hasil nyata” untuk memerangi ideologi yang menghancurkan. Pada pertemuan Kabinet hari Rabu, Macron mengatakan satu kelompok yang disebut Kolektif Cheikh Yassine akan diperintahkan dibubarkan.
Macron telah meminta tindakan cepat dan konkret dalam kasus ini. Sang Presiden mengobarkan perang terhadap apa yang dia sebut separatisme. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol