Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1
Jayapura, Jubi – Cabang olahraga atletik Papua pernah menjadi raja di Indonesia. Itu tercatat saat Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XVI di Sumatera Selatan.
Waktu itu Papua menjadi juara umum dengan mengumpulkan 7 medali emas, 6 perak dan 5 perunggu.
Selepas itu di tiga PON berikut, atletik terjun bebas. Terakhir September tahun lalu di PON XIX/Jawa Barat, Papua hanya mampu raih 1 emas dan 1 perak.
Pelatih PPLP Papua nomor lempar lembing, cakram dan tolak peluru Herman Dambujai menyatakan tiga nomor ini harus dipacu, sebab selama ini jadi primadona menyumbang medali.
Secara umum atletik kita prestasinya makin merosot. Kemarin di PON Jabar kita hanya dapat 1 emas dan 1 perak.
“Nomor lempar lembing atas nama Agustinus Mahuze dan Agustinus Ndiken,” kata Dambujai yang pernah berguru di Amerika.
Sebab itu Herman berupaya membina atlet-atlet PPLP cabang atletik dari tiga nomor di atas, supaya regenerasi tetap jalan tidak terputus,
“Saat ini ada tiga atlet yaitu dua putra dan satu putri untuk lempar lembing," kata Herman Dambujai.
Ia mengaku kuota atletik PPLP terbatas hanya 23 atlet yang dibina, sehingga khusus nomor lempar dan tolak terbatas jumlahnya.
Ismail Sroyer, atlet peraih medali emas lempar cakram menyatakan pembinaan nomor lempar dan tolak jangan sampai terputus, sebab selalu sumbang medali.
“Jangan sampai terputus. Nomor lempar lembing, lempar cakram dan tolak peluru pembinaanya harus lebih digairahkan. Kita punya potensi di nomor ini,” demikian kata Ismail Sroyer. (*)