Merauke, Jubi—Sekretaris Daerah (Sekda) Merauke, Daniel Pauta, meletakkan batu pertama tanda dimulainya pembangunan Sekolah Luar Biasa (SLB) St. Vincentius Merauke, Sabtu (27/9). Menurut pimpinan umum Alma, Suster Theresia Tukinem, hingga selesainya bangunan sekolah, dibutuhkan dana hingga Rp 2,3 miliar lebih.
Suster Theresia Tukinem,dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada semua pihak termasuk pemerintah setempat yang memberikan dukungan penuh ehingga para suster Alma dapat menjalankan tugas pelayanan kepada anak-anak berkebutuhan khusus selama ini melalui panti asuhan yang didirikan beberapa tahun silam.
Menurut Suster Theresia, bangunan SLB tersebut dapat membantu anak-anak berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan lebih baik dan layak lagi.
“Kami menyadari tidak mungkin bisa berjalan sendiri. Sebab itu, dukungan dari berbagai pihak, sangatlah diharapkan. Anak-anak perlu diberi perhatian secara khusus dalam bidang pendidikan, sehingga mereka juga mampu dan atau bisa seperti anak-anak lain,” kata Suster Theresia Tukinem, Sabtu (27/9).
Sementara Daniel Pauta dalam arahannya menjelaskan, berbagai kegiatan yang telah dijalankan oleh para suster Alma termasuk membangun sekolah bagi anak-anak berkebutuhan khusus, merupakan suatu karya mulia.
“Pemkab Merauke siap memberikan bantuan dana sesuai dengan kemampuan,” katanya.
Pauta mengaku, untuk tahun ini Pemkab Merauke tidak bisa membantu dana pembangunan SLB St. Vincentius karena proposal permintaan bantuan yang masuk harus sesuai jadwal dan alur proposal.
“Mestinya, pada awal tahun sejak pembahasan APBD Kabupaten Merauke, proposal sudah harus diserahkan kepada pemerintah. Memang tahun ini tidaak bisa mengamodaso proposal tersebut. Tetapi, jika pada tahun depan pembangunan masih jalan, maka proposal dari SLB St. Vincentius tentu akan dilakukan pembahasan lebih lanjut,” tandasnya.
Pauta mengaku dirinya sudah melihat secara langsung bagaimana para suster Alma mendarmabaktikan segala kehidupan mereka untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Meski anak-anak itu datang dari berbagai latar belakang dengan mengalami sedikit gangguan fisik, namun para suster tetap memberikan pelayanan dengan baik.
“Kita yang biasa mengurus anak-anak normal, sering kesal juga ketika anak nakal. Apalagi mengurus anak-anak seperti begini, tentu harus membutuhkan suatu kesabaran. Hal itu dibuktikan serta ditunjukkan oleh para suster Alma yang selama ini mendirikan Panti Asuhan St. Vincentius,” katanya. (Frans L Kobun)