Pembangunan puskesmas Jagebob terbengkelai, masyarakat kecil dikorbankan

Puskesmas prototype Jagebob yang mangkrak – Jubi/Frans L Kobun
Puskesmas prototype Jagebob yang mangkrak – Jubi/Frans L Kobun

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Merauke, Jubi – Ketua Asosiasi Kontraktor Nasional (Askonas) Kabupaten Merauke, Harry Ndiken, kembali angkat bicara terkait mangkraknya pembangunan Puskesmas Prototype Jagebob berlantai dua di Kampung Angger Permegi, padahal anggaran telah dihabiskan senilai Rp6 miliar dari total seluruhnya Rp8 miliar.

Read More

“Saya baru pulang beberapa hari lalu melihat langsung kondisi bangunan puskesmas di sana. Memang sangat memprihatinkan. Karena banyak item pekerjaan belum diselesaikan. Bahkan yang sudah selesai seperti tembok dan lantai, tetapi sudah mulai retak,” ungkap Harry kepada Jubi, Senin (23/9/2019).

Dikatakan, program pembangunan puskesmas tersebut adalah untuk kepentingan masyarakat yang tinggal di pelosok. Dengan tak dirampungkan, jelas rakyat kecil dikorbankan. Padahal selama ini mereka berharap begitu pekerjaan dituntaskan, pelayanan kesehatan akan jauh lebih baik.

“Nilai anggaran sangat besar disiapkan pemerintah. Tetapi justru kontraktor bermain-main dan diduga telah menilep uang rakyat dari pembangunan puskesmas dimaksud,” tegasnya.

Harry kembali meminta kepada Kejaksaan Negeri (Kejari) Merauke maupun tipikor Polres setempat untuk menindaklanjuti. Tidak harus menunggu adanya pengaduan.

“Saya kira jalan kesana juga bagus kok. Masa kejaksaan maupun tipikor tak bisa ke sana. Harus dong, tanpa harus tunggu laporan. Karena nyata-nyata negara telah dirugikan,” tegasnya.

Selama ini, lanjut Harry, media cetak maupun elektronik gencar memberitakan.

“Kok sampai hari ini sepertinya diam-diam saja. Saya kira dua institusi dimaksud harus mengambil langkah cepat penyelidikan,” pintanya.

Bahkan, lanjut Harry, dirinya mensinyalir ada orang besar di belakang terkait mangkraknya pekerjaan dimaksud. Karena dari informasi yang didapatkan, orang besar itu memberikan pekerjaan kepada si A. Lalu bukannya bersangkutan mengerjakan, tetapi menyerahkan kepada si B.

“Saya tahu siapa orang besar itu, tetapi biarlah nanti dua lembaga dimaksud yang mempunyai kewenangan melakukan penyelidikan lebih lanjut,” ungkapnya.

Kepala Kampung Angger Permegi, Partono, mengaku tidak tahu alasan pekerjaan dihentikan karena itu bukan kewenangannya untuk berbicara.

“Memang kami pernah melakukan pembersihan lokasi sekitar, karena ada informasi pekerjaan dilanjutkan. Namun sampai sekarang tidak ada tindaklanjutnya,” kata dia. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply