Pembangunan puskesmas Jagebob senilai Rp8 miliar mangkrak

Ketua Komisi C DPRD Merauke, Hendrikus Hengky Ndiken, sedang berikan keterangan pers kepada sejumlah wartawan – Jubi/Frans L Kobun
Ketua Komisi C DPRD Merauke, Hendrikus Hengky Ndiken, sedang berikan keterangan pers kepada sejumlah wartawan – Jubi/Frans L Kobun

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Merauke, Jubi – Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Merauke yang membidangi masalah infrastruktur, Hendrikus Hengky Ndiken, menegaskan dirinya baru pulang melakukan peninjauan puskesmas prototype di Distrik Jagebob yang dibangun dengan anggaran APBN senilai Rp8 miliar.

Read More

Dari peninjauan yang dilakukan, ternyata pembangunan puskesmas belum rampung dikerjakan dan terkesan mangkrak. Sejumlah item bangunan sudah mulai rusak  dari dinding sampai lantai.

Demikian disampaikan Hengky saat memberikan keterangan pers kepada sejumlah wartawan, Rabu (11/9/2019).

Dikatakan, pekerjaan itu sudah berlangsung dari tahun 2017. Namun hingga sekarang, masih banyak kekurangan dan terkesan mangkrak.

Pelaksanaan pekerjaan itu, katanya, ditangani pelaksana Norma Parapaga.

“Terus terang, pekerjaan pembangunan itu, tak bisa dilanjutkan. Karena kondisi bangunan mulai rapuh mulai dari tembok dan lain-lain,” ungkapnya.

Dikatakan, puskesmas tersebut dibangun dua lantai.

“Saya melihat material yang digunakan juga tidak sesuai sama sekali. Sehingga sebagian item pekerjaan yang telah diselesaikan, sudah mulai rusak,” tegasnya.

“Memang angarannya Rp8 miliar. Tetapi pencairan awal senilai Rp 6 miliar untuk pembangunan. Sedangkan Rp2 miliar adalah sisa kontrak  yang harus diselesaikan,” ujarnya.

Namun, menurutnya, tak mungkin dilanjutkan mengingat terdapat banyak kerusakan.

Hengky minta aparat penegak hukum melakukan pengusutan lebih lanjut terhadap pembangunan puskesmas yang mangkrak itu. Karena angggaran telah habis digunakan dengan nilai miliaran rupiah.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke, Adolof Bolang, beberapa waktu lalu mengatakan ada sejumlah puskesmas prototype dibangun, termasuk di daerah perbatasan.

“Ada yang sudah diselesaikan dan digunakan untuk pelayanan kepada masyarakat. Tetapi ada yang masih dalam proses penyelesaian,” katanya. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply