Pembangunan jalan Trans Papua tinggal 30 km

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah Papua, Osman H. Marbun – Jubi/Roy Ratumakin.
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah Papua, Osman H. Marbun – Jubi/Roy Ratumakin.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah Papua menargetkan pembangunan Jalan Trans Papua bakal rampung dan terkoneksi seluruhnya pada tahun ini. Hal ini dikatakan Kepala BBPJN Wilayah Papua Osman H. Marbun kepada wartawan, Selasa (3/9/2019) di Jayapura.

Read More

“Capaian pembangunan Jalan Trans Papua sisa 30 km dari total 3.259 km di seluruh Provinsi Papua. Diperkirakan masih ada sekitar 4.000 jembatan yang harus dibangun termasuk gorong-gorong,” katanya.

Menurutnya, penyelesaian semua proyek Jalan Trans Papua tersebut bisa selesai tepat waktu jika tidak ada kendala teknis maupun non teknis. Kata Osman, masih ada jembatan-jembatan yang harus dibuat untuk mengkoneksikan seluruh wilayah.

“Tapi tahun ini (harus) terbuka. Dan sisa dari 30 Km tersebut tersebar di wilayah perbatasan Nabire – Papua barat sepanjang 8 km, Enarotali – Wamena 18 km, sementara sisanya 4 km jalan menghubungkan Kenyam – Dekai,” ujarnya.

Sekadar diketahui, jalan Trans Papua Jayapura-Wamena melewati delapan kabupaten di wilayah Pengunungan Papua yakni Yalimo, Jayawijaya, Tolikara, Puncak Jaya, Puncak (Sinak-Ilaga), Lanny Jaya, Memberamo Tengah dan Nduga sampai Mbua.

Pembangunan jalan di Papua terbagi tiga kategori yaitu jalan nasional, jalan Trans Papua dan jalan paralel perbatasan Papua. Dari ketiga kategori jalan tersebut, pembangunan jalan Trans Papua menjadi prioritas selama periode 2015-2019. Total panjang jalan Trans Papua hingga Provinsi Papua Barat adalah 4.330 km dan ditargetkan tembus seluruhnya sampai akhir 2019.

Sebelumnya, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau PPN/Bappenas akan memetakan potensi tiap segmen/kelompok ruas jalan trans Papua untuk dijadikan kawasan permukiman terpadu pertanian, perkebunan, atau pariwisata baru. Pemetaaan itu dilakukan agar jalan trans Papua lebih bermanfaat bagi masyarakat lokal.

“Itu tugas kami (selama) lima tahun ke depan. Kami tidak ingin keberadaan jalan trans Papua hanya terkesan jalan saja. Jalan itu harus bermanfaat bagi masyaralat lokal. Kami ingin keberadaan jalan trans Papua dimanfaatkan secara baik, dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat lokal di Papua,” kata Direktur Daerah Tertinggal, Transmigrasi, dan Perdesaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Velix Vernando Wanggai di Jayapura belum lama ini.

Dalam mengembangkan kawasan pemukiman terpadu perkebunan, Bappenas akan memilih menanam pohon khas Papua, seperti matoa, kopi, dan pala. Selain dekat keseharian masyarakat asli Papua, matoa, kopi, maupun pala merupakan komoditas global.

“(Selain) karena saudara kita di Papua secara kultural memiliki ikatan (dengan pohon khas Papua),  pohon itu sudah memiliki pasar di tingkat dunia. (Kami akan) mendorong dan mengembangkan (perkebunan pohon khas Papua) secara baik,” ujarnya. (*)

Editor : Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply