Papua No.1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Pembangunan ekonomi dinilai sering kali membuat terlena. Karena itu, kemajuan ekonomi jangan sampai menghancurkan rasa keadilan dan memperdayai masyarakat.
“Pembangunan ekonomi (memang) harus dijalankan di Papua Selatan, dan rakyat perlu kaya. Namun, jangan habiskan uang di tempat karaoke dan untuk mabuk-mabukan. Uang terlalu banyak, terkadang disalahgunakan,” kata Uskup Administrator Keuskupan Agung Merauke Mgr Petrus Canisius Mandagi, MSC dalam keterangan pers seusai pentahbisan pastor dan daikon, Jumat (24/1/2020).
Uskup Mandagi menegaskan kemajuan ekonomi seharusnya membuat seseorang menjadi lebih bermartabat. Mereka tetap harus dekat dengan Tuhan.
Uskup dalam kesempatan itu juga mengingatkan umat Katolik bahwa mereka bakal memasuki masa puasa, yakni pada 26 Februari hingga perayaan Jumat Agung. Masa puasa diharapkan menjadi ajak refleksi untuk meningkatkan keimanan.
“Umat diberi kesempatan bertobat agar menjadi Katolik sejati. Pertobatan harus dibuktikan melalui aksi puasa pembangunan (APP) dengan mengumpulkan uang untuk gerakan sosial. Saya berharap APP berhasil di Keuskupan Agung Merauke,” kata Uskup Mandagi.
Dia melanjutkan tema pembangunan ekonomi yang bermartabat sangat relevan dengan kondisi kekinian. “Semua orang membutuhkan uang, (kebutuhan) sandang, pangan serta papan. Omong kosong, orang tidak butuh uang.”
Direktur Sekretariat Keadilan dan Perdamaian Keuskupan Agung Merauke Pastor Anselmus Amo, MSC menyampaikan pernyataan Uskup Mandagi mencerminkan kenyataan di tengah masyarakat saat ini. “Banyak hal disampaikan Bapak Uskup, terkait tugas pelayanan seorang imam maupun kenyataan hidup yang dialami dan dirasakan umat.” (*)
Editor: Aries Munandar