Pembangunan bandar antariksa di Biak Numfor akan disokong APBN dan mitra

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang PS Brodjonegoro
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang PS Brodjonegoro

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang PS Brodjonegoro, mengatakan akan ada alokasi dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk mendukung terealisasinya pembangunan bandar antariksa di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua.

Read More

Realisasi itu juga akan didukung oleh pendanaan dari mitra atau pihak ketiga.

“Pasti ada (alokasi dana dari APBN) tapi kita juga akan menjalin kerja sama dengan pihak lain supaya bandar antariksanya juga tidak nanggung skala kecil tapi juga skala besar,” kata Bambang usai menghadiri seminar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Sebuah Keniscayaan di Fakultas MIPA Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Rabu (13/11/2019).

Menristek Bambang mengatakan kerja sama dengan pihak ketiga atau mitra ini dapat dilakukan guna mendukung pembiayaan pembangunan bandar antariksa yang membutuhkan dana besar ini. Mitra untuk proyek pembangunan bandar antariksa tersebut dapat berasal dari dalam maupun luar negeri.

“Mitra kombinasi dalam dan luar negeri, pastinya lebih banyak luar negeri, karena kan industri antariksa mulai berkembang tidak hanya di sektor publik atau pemerintah tapi juga di sektor swasta,” ujarnya.

Terkait perkiraan besaran alokasi dana dari APBN, Menristek Bambang mengatakan perlu ada kajian lebih lanjut.

“Harus dilihat dulu skala apa yang mau dibuat. Pada intinya kita tidak hanya membatasi diri hanya untuk keperluan Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) untuk keperluan roket eksperimen tapi benar-benar menuju bandar antariksa,” tuturnya.

Sebelumnya, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) sedang menjajaki kerja sama dengan pihak ketiga seperti yang berasal dari Jepang, China, Korea, India, dan Rusia.

Lapan akan membangun dua jenis bandar antariksa di Indonesia yakni yang skala kecil dan skala besar.

“Kalau anggarannya terbatas seperti saat ini tentu tahapannya akan lebih lama tapi kalau kemudian nanti ada kemitraan internasional mungkin bisa dipercepat,” kata Kepala Lapan, Thomas Djamaluddin.

Terpisah, Pemerintah Provinsi Papua belum lama ini menilai Kabupaten Biak Numfor layak untuk dibangun tempat peluncuran pesawat antariksa dan menjadi simpul pengiriman barang kargo internasional di kawasan Pasifik. Pulau Biak memiliki keunggulan letak geografis yang sangat dekat dengan garis katulistiwa dan memiliki struktur geologis yang solid.

Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal mengatakan posisi kabupaten Biak sangat strategis untuk menjadi tempat peluncuran pesawat antariksa.

“Untuk itu, kami sangat mendukung rencana Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN,” katanya seperti dilansir arsip.jubi.id (10/11/2019). (*)

Editor: Zely Ariane 

Related posts

Leave a Reply