Pembajakan dan perompakan di Selat Singapura kembali meningkat

Ilustrasi, pixabay.com

Papua No.1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Aksi pembajakan kapal dan perompakan di perairan Selat Singapura semakin marak dua kali lipat dibanding dua tahun lalu. Pusat Penyebaran Informasi Perjanjian Kerjasama Regional mengenai Memerangi Pembajakan dan Perompak Bersenjata terhadap Kapal di Asia atau ReCAAP, aksi pembajakan kapal dan perompakan dua kali lipat dibanding semester pertama 2019.  Pada semester pertama tahun ini tercatat 16 aksi pembajakan dan perompakan bersenjata dan 51 aksi serupa untuk wilayah Asia.

Read More

“Memprihatinkan atas terus terjadi peningkatan insiden di Selat Singapura,” kata pusat informasi dalam pernyataannya, dilaporkan Channel News Asia, Kamis, (16/7/2020).

Baca juga : Perompak culik 12 awak kapal Swiss di perairan Nigeria 

Kapal ekspedisi Norwegia dibajak saat berlabuh di Benin 

Konsulat RI : Waspadai penculikan di perairan Sabah

Aksi pembajakan dan perompakan terjadi di sepanjang perairan Selat Singapura yang padat lalu lintas pelayaran, baik itu yang ke arah timur maupun barat. Namun, aksi pembajakan dan perompakan terbanyak terjadi di jalur timur, mencapai 13 aksi kebanyakan memasuki perairan Indonesia.

“Kami menyarankan untuk meningkatkan pengawasan dan patroli di negara-negara pesisir,” kata Masafumi Kuroki, direktur eksekutif ReCAAP.

Menurut Kuroi, aksi pembajakan dan perompakan terjadi juga di perairan negara-negara sekitar Singapura seperti Indonesia, Vietnam, Filipina dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Peristiwa serupa juga terjadi di perairan Bangladesh dan India.

Dalam catatan Kuroki, aksi pembajakan dan perompakan di Selat Singapura memang meningkat di tahun 2014 dan 215. Namun setahun kemudian aksi ini sempat menurun drastis dan tahun ini kembali menunjukkan peningkatan.

Menurut Pusat Penyebaran Informasi Perjanjian Kerjasama Regional mengenai Memerangi Pembajakan dan Perompak Bersenjata terhadap Kapal di Asia atau ReCAAP, aksi pembajak dan perompakan dua kali lipat dibanding semester pertama 2019.

Pada semester pertama tahun ini tercatat 16 aksi pembajakan dan perompakan bersenjata dan 51 aksi serupa untuk wilayah Asia.

“Memprihatinkan atas terus terjadi peningkatan insiden di Selat Singapura,” kata pusat informasi .

Aksi pembajakan dan perompakan terjadi di sepanjang perairan Selat Singapura yang padat lalu lintas pelayaran, baik itu yang ke arah timur maupun barat.

Namun, aksi pembajakan dan perompakan terbanyak terjadi di jalur timur, yakni 13 aksi. Dan ini kebanyakan memasuki perairan Indonesia.

“Kami menyarankan untuk meningkatkan pengawasan dan patroli di negara-negara pesisir,” kata Masafumi Kuroki, direktur eksekutif ReCAAP.

Menurut Kuroi, aksi pembajakan dan perompakan terjadi juga di perairan negara-negara sekitar Singapura seperti Indonesia, Vietnam, Filipina dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Peristiwa serupa juga terjadi di perairan Bangladesh dan India.

Dalam catatan Kuroki, aksi pembajakan kapal dan perompakan di Selat Singapura memang meningkat di tahun 2014 dan 215. Namun setahun kemudian aksi ini sempat menurun drastis dan tahun ini kembali menunjukkan peningkatan. (*)

Editor : Edi Faisol

 

Related posts

Leave a Reply