Papua No.1 News Portal | Jubi
Port Moresby, Jubi – Putri bungsu dari keluarga Michael Somare, Dulciana Somare-Brash, berkata kepada pelayat pemakaman kenegaraan untuk Grand Chief Papua Nugini, Sir Michael Somare, adalah momen yang pahit manis bagi keluarganya.
“Hari ini adalah hari yang pahit bagi keluarga saya, kami datang ke sini untuk mengucapkan selamat tinggal kepada patriark kita, pelindung kita, dan ‘tameng manusia’ kita, di tempat di mana dia berdiri untuk mengibarkan bendera (PNG) saat kita merdeka bertahun-tahun yang lalu untuk negara baru kita,” katanya pada pemakaman kenegaraan, Jumat lalu (12/3/2020).
“Di sinilah dia membuktikan dirinya di tanah ini, tanah dengan kelimpahan, penuh dengan berbagai dengan SDA yang kini perlu kita rawat.”
“Kamis sore kemarin saya melihat ayah saya, Sir Michael Somare, meninggalkan Parlemen untuk terakhir kalinya.”
“Sejak 1982, ketika Australia menyerahkan rumah parlemen itu, dia dengan bangga berjalan melewati pintu-pintunya. Kemarin dia dibawa ke ruang parlemen, dan saat dia berbaring di negara yang dia impikan, lalu wujudkan, yang lalu dia tinggalkan untuk kita selesaikan, saya menahan air mata.”
“Saya menangis dengan air mata pahit manis untuk semua hal yang telah dia lakukan, dan semua yang tiba-tiba dia tinggalkan untuk kita teruskan. Kemarin adalah hari yang berat untuk duduk di parlemen, sebuah gedung yang sangat familier bagi saya dan ibu serta saudara-saudari saya.” (Asia Pacific Report)
Editor: Kristianto Galuwo