Jayapura, Jubi/Antara – Manajer Pelayanan Barang dan Aneka Usaha PT Pelindo IV Cabang Jayapura Belthasar Uniwally mengungkapkan, masa tunggu barang atau “dwelling time” di pelabuhannya mencapai tujuh hari.
“Sekarang kita rata-rata masih tujuh hari, tapi memang karena proses pengambilan barang dari kontainer ini juga dilihat dari gudang penerima. Itu yang akhirnya mempengaruhi ‘dwelling time’ ini,” ujarnya di Jayapura, Jumat.
Menurut Uniwally, “dwelling time” menjadi masalah karena menurunkan tujuan pelabuhan sebagai tempat transit barang.
Ditambahkannya, kini seluruh unsur di pelabuhan tengah berusaha mencari jalan untuk memperpendek “dwelling time”, sesuai dengan keinginan dari Presiden Joko Widodo.
“Kalau Presiden melihat proses bongkar muat di Singapura 4,7 hari, kebetulan Jayapura masih ada di atas itu. Tapi semua punya semangat yang sama untuk menurunkan masa ‘dwelling time’ ini,” ujarnya.
Uniwally mengklaim, proses bongkar muat barang di Pelabuhan Jayapura tergolong bagus, hanya saja pada barang tertentu kerap menghambat proses pembongkaran barang lainnya.
“Rata-rata di Pelabuhan Jayapura bagus, begitu kontainer datang langsung diambil. Tapi memang ada kontainer yang gudangnya terbatas dan akhirnya pengendapannya cukup lama, seperti kontainer semen yang biasanya sampai tujuh hari,” ucapnya.
Ia mengatakan, operasional Pelabuhan Jayapura berjalan seperti biasa meski di Pelabuhan Tanjung Priok sedang terjadi masalah terkait dengan “dwelling time”.
“Di daerah berbeda dengan Tanjung Priuk. Di sana lebih banyak kontainer ekspor dan impor yang memerlukan banyak pemeriksaan, terutama menyangkut bea cukai dan yang menyangkut produk pertanian dan perternakan. Kalau di daerah rata-rata kontainer antarpulau dan pemeriksaan kapebaenannya jarang,” ucap Uniwally. (*)