Pelatih dayung sebut pengurangan atlet mengganggu kompetisi antar atlet

Pelatih Dayung PON Papua 2020, Yoram Monim - Jubi/Dam
Pelatih Dayung PON Papua 2020, Yoram Monim – Jubi/Dam

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Pengurangan jumlah atlet dalam tim dayung akan mempengaruhi kompetisi antar atlet dalam bersaing. Soalnya kalau sudah menetapkan atlet sudah pasti yang terpilih sudah tidak merasa ada saingan lagi sehingga menurun spirit bertandingnya.

Read More

“Mestinya Puslatprov Papua harus berkoordinasi dengan setiap pengcab soal jumlah atlet karena kami dari dayung harus ada cadangan dalam kejuaraan beregu atau campuran. Kami yang menentukan atlet di lapangan,” kata Pelatih Dayung PON Papua 2020, Yoram Monim, kepada Jubi di mess dayung PON Papua, Jembatan Dua Waena Sentani, Senin (20/1/2020).

Dia menambahkan mestinya Puslatprov Papua hanya memperhatikan kelancaran dalam pelatihan setiap cabang olaharaga.

”Misalnya kami dari tim dayung dalam pelatihan butuh bahan bakar minyak untuk mengawasi atlet dalam berlatih di danau karena gelombang kuat dan menjaga agar jangan sampai atlet terjatuh. Kalau suplai BBM terlambat maka menggangu kerja tim di lapangan mereka hanya mengurus anggaran agar jangan tersendat dalam pencairan dana,” katanya seraya kembali menegaskan pencairan dana penunjang latihan jangan terlalu berbelit-belit.

Peralatan dayung PON Papua – Jubi/Dam

Menyinggung soal peralatan bagi atlet dayung, menurut pelatih yang melahirkan banyak atlet berbakat ini semuanya sudah lengkap, hanya saja satu nomor yang belum lengkap itu slalom.

”Iya mereka punya perahu tinggal tunggu pemasokan saja. Sakarang kita syukuri karena peralatan sudah ada semuanya buatan Jerman,” katanya.

Dia mengatakan dengan adanya peralatan dayung yang lengkap ini tim dayung Papua harus meningkatkan prestasinya terutama atlet putra dalam meraih medali emas nantinya di PON 2020.

“Nomor lainnya yang masih meraih medali perak dan perunggu dalam PON 2016 akan ditingkatkan meraih medali emas,” katanya seraya menambahkan karena peralatan ini masih baru sehingga memberikan motivasi bagi para atlet dayung.

Pengcab harus ada di kabupaten

Pelatih dayung PON Papua Martinus Monim – Jubi/Dam

Sementara itu pelatih dayung pemilik klub dayung di Kampung Netar Sentani, Marinus Monim, mengatakan peralatan yang lengkap jelas menunjang prestasi.

“Kalau mau meningkatkan prestasi mestinya di setiap kabupaten ada pengcap. Kabupaten Jayapura dan Kota harus punya pengcab sehingga bisa menyediakan peralatan bagi atlet,” katanya kepada Jubi di mess atlet dayung Papua, Senin (20/1/2020).

Dia menambahkan selama ini di Kabupaten Jayapura terdapat tiga klub dayung pertama dari Kampung Putali dibawah pimpinan pelatih Yoram Monim, di mess atlet dayung Waena dibawah asuhan Vines Kambai, sedangkan di Kampung Netar dipimpin oleh Marinus Monim.

“Hanya saja semua klub masih memakai alat dayung milik Pengprov Dayung Papua. Mestinya pengcab di kabupaten yang mendukung pengembangan atlet dayung dengan menyediakan peralatan dayung. Kalau setiap pengcap punya peralatan, saya kira atlet dayung tak pernah habis,” katanya seraya menambahkan faktor lainnya adalah kompetisi antar klub agar prestasi meningkat.

Dia mengatakan selama ini di Kota dan Kabupaten Jayapura tidak ada perlombaan atau kompetisi antar klub dayung.

”Biasanya di sini kalau sudah ada kompetisi tingkat nasional baru persiapan atlet ikut bertanding. Berbeda kalau ada kompetisi pasti akan melahirkan atlet dayung berbakat lebih banyak lagi,” katanya. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply