Pejabat Kota Batam tersangka gratifikasi, ini modusnya

papua
Ilustrasi, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Batam, Jubi – Kepala Bagian  Hukum Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, Sutjahjo Hari Murti ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan gratifikasi proyek di Bandung. Sutjahjo dijerat kasus gratifikasi dari salah satu pihak swasta dengan nilai Rp685 juta. Uang tersebut untuk memuluskan proyek pasaran Rancaekek, Kota Bandung.

Read More

“Sesuai dengan pasal 184 KUHAP, sudah cukup alat bukti, transaksi ada, keterangan ahli ada, petunjuk dan alat bukti sudah lengkap, makanya yang bersangkutan kita tetapkan sebagai tersangka,” kata Kepala Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Batam, Hendarsyah Yusuf Permana, Selasa (15/9/2020) kemarin.

Baca juga : Ketua KPK sebut Pilkada 2020 rawan suap 

KPK akhirnya menangkap Nurhadi, ini sejumlah suap yang dilakukan 

Jaksa Pinangki akhirnya jadi tersangka kasus suap Djoko Tjandra

Penyidik menetapkan pasal 11 UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dengan ancaman pidana penjara minimal satu tahun, atau pasal 12 huruf a atau pasal 12 huruf e UU RI No 31 Tahun 1999 dengan ancaman penjara minimal 4 tahun. “Tersangka cukup kooperatif saat mau ditahan,” kata Yusuf menambahkan .

Sedangkan penahanan terhadap tersangka berdasarkan pertimbangan subjektif dan objektif penyidik, dan mengacu pada pasal 21 KUHAP.

Yusuf menjelaskan uang gratifikasi tersebut diterima Hari dalam tiga tahap transfer bank dan cek. Uang itu diterima tahun 2017 saat tersangka meminta uang dari pihak swasta sebanyak Rp20 miliar. Tapi yang diterima tersangka Rp685 juta.

Dari jumlah Rp685 juta tersebut, penyidik berhasil mengamankan uang tunai sebanyak Rp560 juta yang masih tersisa sebagai barang bukti. Sisanya sudah sempat digunakan oleh tersangka untuk membeli mobil Daihatsu Taft Rocky milik Camat Batam Kota, Aditya Guntur Nugraha.

Saat itu, Aditya berniat menjual mobilnya. Tersangka memaksa untuk membeli dengan dalih agar semua proyek di Pemko Batam dapat diatur dan didapatkannya. Saat itu, Aditya merupakan calon menantu Wali Kota Batam.

“Pikirnya tersangka, kalau dia yang membantu membeli mobil itu, otomatis semua proyek di Pemko Batam akan di-backup-nya, karena Aditya ini kan calon menantu walikota,” kata Yusuf menjelaskan.

Saat ini, penyidik sudah menyita mobil Daihatsu Taft Rocky milik Aditya itu. Sebelumnya, Hari Murti telah menjalani beberapa kali pemeriksaan di Kantor Kejari Batam. Selain Hari, sejumlah pegawai di Pemko Batam juga diperiksa, termasuk Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam, Herman Rozie.

Hari Murti menjabat sebagai Kabag Hukum Pemko Batam sejak Desember 2019.

Tercatat selain sebagai pegawai negeri sipil (PNS), Hari Murti juga diketahui sebagai pengusaha yang memiliki berbagai perusahaan.

Salah satu perusahaan milik Hari Murti yakni PT Haridi Jasindra Sepakat (HJS). Ia juga memiliki sebuah sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) di kawasan Batam Center. (*)

CNN Indonesia

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply