Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Pemerintah Kota Jayapura membebaskan pungutan retribusi pasar selama dua bulan kepada 135 pedagang di Pasar Youtefa, Kota Jayapura, Papua yang terkena musibah kebakaran pada Minggu (7/4/19) malam. Kebijakan itu diumumkan Wakil Wali Kota Jayapura, Rustan Saru saat meninjau lokasi kebakaran di Pasar Youtefa, Kamis (11/4/2019).
“Kami bebaskan biaya retribusi selama dua bula atau dari April-Mei 2019. Kami minta kepada pedagang untuk mengecek nama dengan baik agar semuanya terdata, jenis dagangan dan tempatnya demi untuk mengatur dan memastikan bahwa jumlah pedagang yang kena musibah kebakaran dapat kembali berjualan di tempat semula tanpa ada gangguan,” jelas Rustan.
Menurut Rusran, sejumlah 135 lapak dan los jualan pedagang di Pasat Youtefa ludes terbakar pada Minggu malam. Kebakaran itu diduga disebabkan hubungan arus pendek listrik dari los penjual barang elektronik yang berada di bagian tengan Pasar Youtefa.
Rustan menyatakan para pedagang diperkenankan untuk membangun sendiri lapak dan kios mereka, agar para pedagang itu bisa segera berjualan kembali. Akan tetapi, Rustan meminta para pedagang memastikan ukuran lapak dan kios yang mereka bangun harus sesuai dengan petunjuk Pemerintah Kota Jayapura, sehingga nantinya para pedagang tetap tertata rapi dan tertib.
“Kami sudah lakukan pertemuan dengan para pedagang terdampak musibah kebakaran. Pertemuan itu menyepakati bahwa Pemerintah Kota Jayapura akan meratakan di lokasi kebakaran (dari puing-puing sisa kebakarang). Setelah itu, para pedagang akan membangun lapak dan kiosnya secara swadaya,” tutur Rustan.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Jayapura, Robert LN Awi mengatakan, besaran pendapatan Pemerintah Kota Jayapura dari pungutan retribusi di Pasar Youtefa tidak menentu. ” Kadang satu bulan bisa mencapai Rp30 juta, kadang juga Rp50 juta,” kata Awi.
Salah satu warga sekaligus pedagang di Pasar Youtefa, Marniati mengatakan, kejadian kebakaran saat itu terjadi saat aktivitas pasar sedang sepi karena kebanyakan pedagang sudah pulang.”Kebakaran terjadi sekitar jam 7 malam. Api berasal dari los bagian dalam. Saya berharap bisa secepatnya berjualan agar bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga,” ujar Marniati yang sehari-hari berdagang sembako itu. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G