Papua No.1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Persiapan, konsolidasi, dan sejumlah pelatihan serta sosialisasi terus dilaksanakan oleh Pengurus Daerah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (PD AMAN) Jayapura, dalam rangka menyongsong pelaksanaan Kongres AMAN ke-VI di Jayapura pada Oktober 2022 mendatang.
Ketua PD AMAN Jayapura, Benhur Wally mengatakan kesiapan tersebut sedang berjalan hingga saat ini, termasuk melakukan konsolidasi dan pembentukan PD AMAN Kabupaten Sarmi, Keerom, dan Mamberamo Raya.
Hal ini, kata Wally, agar seluruh masyarakat adat di dua wilayah turut terlibat secara langsung, dalam proses persiapan menuju Kongres AMAN ke-VI di Jayapura. Selain itu juga masyarakat adat pada dua wilayah tersebut mendapat hak suara nantinya, ketika Kongres AMAN berlangsung di Jayapura.
“Kepanitiaan secara langsung sudah diberikan tanggung jawab kepada Bupati Jayapura untuk mengurusnya, tetapi sebelum panitia pelaksana berjalan dalam persiapan kongres, semua eleman pengurus daerah di Tanah Tabi ini harus terbentuk lebih dulu,” ujar Benhur di Sentani, Jumat (3/12/2021).
Dikatakan, beberapa hari lalu Pengurus Besar AMAN Pusat telah rapat bersama dengan PD AMAN Jayapura, sekaligus momentum ditetapkannya tema untuk Kongres AMAN ke-VI. Menurutnya, tema kali yakni ‘Bersatu Pulihkan Kedaulatan Masyarakat Adat untuk Menjaga Identitas Kebangsaan Indonesia yang Beragam dan Tangguh Menghadapi Krisis’.
“Kita berharap agar dari kerja-kerja kecil yang sedang dilakukan saat ini untuk menuju tahun depan, PD AMAN pada tiga kabupaten sudah terbentuk dan melaksanakan musyawarah daerahnya,” jelas Wally.
Sementara itu, Ketua Dewan AMAN Nasional, Abdon Nababan mengutarakan makna di balik rumusan tema tersebut. Bahwa melihat pemulihan itu yang pertama, sebagai kata kunci terkait dengan persoalan masyarakat adat di Indonesia.
“Pemulihan itu bisa dari masyarakat adat sendiri atau pemerintah. Dan yang dipulihkan adalah kedaulatannya. Kedaulatan itu menjadi pengikat masyarakat adat. Kalau kita berdaulat, maka melekatlah hak-hak itu. Itu menjadi syarat ada bangsa Indonesia untuk merawat atau menjaga keberagaman. Itu juga menjadi syarat untuk tangguh menghadapi krisis apa pun. Jadi, penekanannya pada memulihkan,” pungkasnya. (*)
Editor: Kristianto Galuwo