Guterres mengumumkan PBB meluncurkan inisiatif baru yang bertujuan meluruskan kabar bohong serta informasi salah mengenai Covid-19.
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi– Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, António Guterres, mengingatkan masyarakat dunia agar mewaspadai hoax atau kabar bohong dan informasi salah yang disebarkan melalui media sosial di tengah pandemi Covid-19. Kabar bohong itu sengaja memantik ketakutan dan kepanikan.
“Pandemi Covid-19 krisis paling menantang yang dihadapi kemanusiaan sejak Perang Dunia II , kita juga menghadapi pandemi lain, bahaya pandemi informasi salah,” kata Guterres, pada sesi pengarahan di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Selasa (14/4/2020) tempo hari.
Baca juga : PBB bersolidaritas bagi negara-negara Pasifik pasca-Harold
PBB minta al-Houthi Yaman komitmen gencatan senjata
Hadapi corona, ini langkah PBB lindungi sekolah
Guterres menyampaikan keprihatinannya terhadap tips kesehatan yang keliru, teori-teori konspirasi mengenai penyebaran virus, ungkapan kebencian, dan kabar bohong mengenai Covid-19 yang beredar di media sosial.
Menurut dia, penyebaran informasi salah dan kabar bohong dapat membuat sekelompok orang menjadi korban kebencian dan prasangka. “Dunia harus bersatu melawan penyakit ini. Percaya pada vaksin,” kata Guterres menambahkan.
Ia mengingatkan saatnya masyrakat dunia percaya pada ilmu pengetahuan. Guterres juga mengapresiasi para wartawan dan lembaga pemeriksa fakta yang meluruskan unggahan-unggahan menyesatkan di media sosial. Selain itu ia meminta operator media sosial untuk meningkatkan usahanya menghapus informasi sesat.
Dalam kontek tersebut, Guterres mengumumkan PBB meluncurkan inisiatif baru yang bertujuan meluruskan kabar bohong serta informasi salah mengenai Covid-19. “Hari ini saya mengumumkan peluncuran inisiatif tanggap komunikasi PBB yang bertugas mengunggah data dan temuan ilmu pengetahuan demi melawan derasnya arus informasi salah dan sesat yang menempatkan hidup kita dalam bahaya,” ujar Guterres menjelaskan.
Sebelum ada inisiatif baru PBB itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyiarkan daftar jawaban yang menyangkal kabar bohong atau myth busters mengenai Covid-19 dalam laman resminya.
WHO melaporkan per Rabu jumlah pasien positif Covid-19 mencapai 1.914.916 jiwa dan 123.010 di antaranya dinyatakan meninggal dunia, sementara sekitar 490.000 orang lainnya berhasil pulih.
Amerika Serikat sejauh ini masih jadi negara dengan jumlah kasus positif COVID-19 terbanyak dengan 614.246 jiwa, disusul oleh Spanyol dengan 177.633 kasus, dan Italia dengan 162.488 kasus. (*)
Editor : Edi Faisol