Papua No. 1 News Portal | Jubi
Chef de Mission (CdM) meeting II (kedua) telah selesai, Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) XX berharap 33 delegasi dapat meyakinkan para kontingennya untuk tak ragu datang ke Papua. PB PON juga berharap perhelatan iven olahraga empat tahunan itu bisa berjalan dengan normal.
Segala upaya akan terus digenjot oleh PB PON Papua di waktu yang tersisa untuk mematangkan persiapan penyelenggaraan PON XX agar bisa berjalan sukses. Termasuk meyakinkan pemerintah pusat bahwa pelaksanaan PON XX nantinya bisa menghadirkan penonton.
Ketua Harian PB PON Papua, Yunus Wonda, menyatakan sejauh ini pihaknya masih menyiapkan iven PON XX secara normal. Namun, pihaknya tetap mengacu pada aturan yang berlaku tentang penanganan pencegahan Covid-19 atau protokol kesehatan ketat.
“Kami sampai saat ini masih menyiapkan seluruhnya dalam kondisi normal. Kita juga akan terus berupaya dengan menggenjot vaksinasi menjelang PON XX,” kata Wonda kepada wartawan di Jayapura, belum lama ini.
Ia juga berharap iven olahraga terakbar di Indonesia itu bisa mendapatkan pengecualian dari pemerintah pusat dengan mengizinkan digelar dengan adanya penonton.
Pasalnya, Wonda menegaskan PON XX tak hanya sekadar menjadi pesta olahraga, tapi juga sebagai pesta bagi masyarakat luas.
“Harapan kami ini kan pesta olahraga, pesta rakyat, jadi kami berharap kalau bisa semuanya bisa digelar secara normal, mungkin mulai dari kami di Papua. Harus ada langkah berani, kalau kita begini terus, pandemi ini mungkin tidak akan selesai,” kata Wonda.
Untuk itu, ia mengaku jika PB PON terus berusaha meyakinkan pemerintah pusat dengan segala upaya agar dalam perhelatan PON XX penonton bisa menyaksikan langsung di dalam venue, terutama saat upacara pembukaan yang bakal disajikan secara meriah.
“Semua sudah memberlakukan protokol kesehatan dan kami panitia sudah bekerja secara maksimal. Kita tahu Covid-19 tidak akan berakhir, jadi kita harus lawan. Rakyat pasti akan bertanya, kalau tanpa penonton, ngapain bikin PON di Papua. Segala cara kita akan siapkan, termasuk bagaimana caranya agar rakyat bisa masuk, terutama dalam acara pembukaan. Rakyat pasti akan penasaran, dan saya yakin PON Papua dalam kondisi Covid-19 ini akan menjadi tolok ukur. Apalagi hanya cabor-cabor tertentu saja yang berpotensi menghadirkan banyak penonton seperti sepakbola,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Bidang I PB PON Papua, Yusuf Yambe Yabdi, menambahkan sampai saat ini persiapan penyelenggaraan PON XX masih berjalan normatif.
“Sampai saat ini kita masih menyiapkan semuanya secara normatif,” kata Yambe Yabdi.
Ketua Tim Pengawas dan Pengarah (Wasrah) PON XX Papua yang juga selaku Wakil Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Suwarno, mengatakan berdasarkan hasil rapat terbatas antara Presiden Joko Widodo, Menpora, KONI Pusat, dan PB PON berapa waktu lalu, telah diamanatkan agar sebelum pelaksanaan PON XX, semua atlet, ofisial, pengurus daerah KONI, dan masyarakat sekitar venue harus menjalani vaksinasi.
“Terkait dengan penanganan Covid-19, semuanya harus divaksin, mencakup atlet, ofisial, pengurus KONI daerah, dan siapapun yang akan datang ke Papua, termasuk panitia yang di Papua, termasuk masyarakat di sekitar venue PON,” kata Suwarno.
Berkaitan dengan vaksinasi, Suwarno pun meminta kepada tiap-tiap kontingen provinsi dan lain sebagainya supaya berkoordinasi dengan provinsi masing-masing termasuk Papua, sehingga dengan sendirinya nanti masing-masing provinsi akan menyiapkan vaksinasi sesuai kepentingan di PON XX.
Termasuk kesehatan di dalamnya bukan hanya permasalahan malaria tetapi kesiapan PB PON Papua dalam menangani pencegahan Covid-19 dan menegakkan protokol kesehatan.
“Keputusan ada tidaknya penonton sangat bergantung bagaimana kebijakan dalam menangani Covid-19. Apabila nantinya digelar tanpa penonton atau dibatasi, maka peluang melakukan pemasaran melalui penyiaran ini sangat terbuka. Kita melihat bagaimana pelaksanaan di forum internasional seperti basket, sepakbola dan lain sebagainya tetap digelar tanpa penonton tetapi sponsorship tetap luar biasa. Karena ditutup semua dengan space promosi sehingga tak perlu khawatir,” tekannya.
Untuk mempersiapkan diri sebagai tuan rumah PON XX, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Papua juga telah merencanakan agenda tes iven dengan mensimulasikan sebuah pertandingan tanpa penonton sebelum pelaksanaan PON XX, Oktober tahun ini. Sejumlah cabor rencananya akan menjalani tes iven pada Juli, Agustus, dan September.
“Soal simulasi tanpa penonton, kalau itu sudah pasti yah, jadi untuk penonton ini kita tetap akan berkoordinasi dengan petugas terkait, terutama Satgas Covid-19 dan juga polda. Komunikasi itu harus tetap terjalin dan lebih lagi protokol kesehatan harus diterapkan, itu yang paling utama,” kata Sekretaris Umum KONI Papua, Kenius Kogoya, belum lama ini.
Hanya saja, Kenius mengaku kebijakan tersebut akan sedikit membebani tuan rumah. Yang mana, menurutnya, sebuah pertandingan besar seperti PON kalau tanpa dihadiri oleh penonton akan berpengaruh pada mental para atlet.
Untuk itu, Kenius dan pihaknya berharap ada pertimbangan khusus untuk opsi tanpa penonton, misalnya bisa tetap dihadiri oleh penonton tapi dengan jumlah yang dibatasi.
“Jadi untuk penonton baik di PON XX nanti bisa diatur. Yang paling penting sebenarnya ada komunikasi, karena kita tuan rumah tidak mungkin venue itu kosong, karena salah satu komponen yang membuat mental atlet kita itu percaya diri untuk bertarung itu adalah suporter. Jadi kalau tidak ada suporter tuan rumah, sayang sekali. Jadi itu pun nanti akan kita komunikasikan lagi,” ujarnya. (*)
Editor: Jean Bisay