Papua No. 1 News Portal | Jubi
Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) menggelar bimbingan teknis (bimtek) pendaftaran atlet dan ofisial (entry by name) dengan mengundang setiap perwakilan operator KONI seluruh Indonesia.
Bimtek yang berlangsung selama lima hari (29 Maret-2 April) di Hotel Horison Ultima Entrop, Kota Jayapura, Papua itu guna menyiapkan pendaftaran entry by name pengentrian atlet dan ofisial masing-masing peserta PON XX yang berbasis teknologi.
Sebagaimana diketahui, untuk pertama kalinya dalam pelaksanaan iven olahraga empat tahunan tersebut, pendaftaran atlet dan official di PON XX dilakukan secara online.
Sekretaris Umum PB PON Papua, Elia Loupatty, menuturkan bahwa maksud dari bimtek tersebut untuk memberikan informasi proses pendaftaran secara online bagi operator se-Indonesia dan pedoman pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam mendukung penyelenggaraan PON XX Papua tahun 2021.
“Tujuannya untuk memberikan bimbingan teknis dalam penginputan data atlet dan ofisial pada tahap kedua bagi operator se-Indonesia untuk proses pendaftaran yang dilakukan secara online,” kata Loupatty.
Seluruh operator KONI se-Indonesia diharapkan bisa memahami mekanisme pendaftaran tahap kedua tersebut yang dilakukan secara online.
“Jangan sampai ada yang keliru, saya mau menyampaikan hal itu agar lebih teliti. Harus diperhatikan dan tidak merugikan teman-teman yang datang, agar PON ini bisa berjalan dengan baik,” tekannya.
Sebagai bagian dari persiapan pendaftaran entry by name atlet dan ofisial PON XX, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Papua telah lebih dulu menggelar bimbingan teknis (bimtek) aplikasi PON XX tahun 2021 kepada Komisi Keabsahan PON XX di Kantor KONI Pusat, Jakarta, berapa waktu lalu.
Kepala Dinas Kominfo Papua, Jery A Yudianto, mengatakan bahwa kegiatan bimtek ini sangat penting bagi Komisi Keabsahan PON XX.
“Bimtek ini sangat penting, karena Komisi Keabsahan punya peranan penting untuk mengabsahkan semua atlet peserta PON XX tahun 2021 Papua,” kata Jery.
Awal tahun 2021 ini pihaknya sudah masuk pada tahapan me-review entry by number yang sudah dilakukan pada tahun 2019 lalu. Oleh karena itu, aplikasi ini menurutnya perlu diperkenalkan kepada tim keabsahan, sehingga pada saat proses verifikasi peserta PON atau entry by number dan entry by name sudah harus sinkron tahun ini antara Komisi Keabsahan dan aplikasi untuk verifikasi data yang sudah didaftarkan oleh masing-masing KONI provinsi.
“PON XX Papua semua serba digital, tujuannya kita ingin menghindari penumpukan dokumen-dokumen seperti PON-PON sebelumnya, sehingga atlet yang bertanding di PON nanti benar-benar sudah terverifikasi,” terangnya.
Baca juga: Wartawan wajib terdaftar resmi meliput PON XX Papua
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Ketua Umum KONI Pusat, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman, Ketua Komisi Keabsahan PON XX, Mayjen TNI (Purn) Soedarmo, Wakil Ketua KONI Pusat, Suwarno, Sekum PB PON Papua, Elia Loupatty, Kadis Kominfo Papua, Jery A Yudianto dan stafnya.
Dalam arahannya, Ketua Umum KONI Pusat, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman, menyatakan bahwa bimtek ini merupakan pelatihan berbasis IT bagi Komisi Keabsahan PON XX tahun 2021 agar dalam melaksanakan tugas keabsahan dapat berjalan lancar, tertib, dan aman.
“Komisi Keabsahan harus melaksanakan tugas dengan baik, berpedoman pada aturan yang telah ditetapkan KONI pusat dan juga berpedoman pada aturan technical handbook masing-masing cabang olahraga PON XX tahun 2021,” ujar Norman.
Mantan Kepala BIN RI ini juga mengharapkan kepada Komisi Keabsahan PON XX agar memverifikasi peserta PON secara cermat berbasis domisili dan berkoordinasi dengan bidang pertandingan dan tim IT PON Papua.
“Sebab, pada saat entry by name tidak ada atlet cabang olahraga yang melebihi kuota pada PON XX, dan jangan sampai ada intervensi, karena hasil keputusan tim keabsahan bersifat final dan mengikat. Jadi, pada saat Delegation Registration Meeting (DRM) semua atlet sudah clear, tidak ada lagi permasalahan status atlet peserta PON XX Papua 2021,” katanya. (*)
Editor: Jean Bisay