Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Peningkatan angka kesembuhan pasien Covid-19 di Papua terus meningkat sejak pemerintah memberlakukan kriteria baru untuk menyatakan kesembuhan pasien. Hingga Kamis (13/8/2020), telah ada 1.961 pasien Covid-19 di Papua yang dinyatakan sembuh, atau atau setara 61 persen dari total kasus yang telah mencapai 3.234 kasus.
Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Papua, dr Silwanus Soemoele SpOG (K) menjelaskan Kementerian Kesehatan RI membuat kriteria baru untuk menyatakan pasien Covid-19 sembuh. Dalam protokol terbaru Kementerian Kesehatan, seorang pasien positif korona yang telah menjalani isolasi selama 10 hari tanpa menunjukkan gejala sakit Covid-19 boleh dinyatakan sembuh tanpa harus menjalani uji PCR lagi.
“Ketika mereka mampu melakukan isolasi diri dengan baik, mereka tidak perlu lagi dilakukan pemeriksaan fisik [PCR] kedua. [Mereka] telah dinyatakan sembuh setelah 10 hari,” kata Soemoele.
Soemoele mengingatkan dokter penanggung jawab pasien, bahwa aturan tersebut hanya berlaku pada pasien tanda gejala (OTG). Namun, untuk pasien dengan gejala ringan atau sedang, dokter penanggung jawab harus memastikan pasien yang akan dipulangkan betul-betul telah sehat.
“Pastikan, apakah pasien tersebut perlu dilakukan PCR ulang atau tidak. Ini menentukan upaya memutus rantai penularan Covid-19. Pasien betul betul dalam kondisi yang sembuh,” katanya.
Baca juga: Update 13 Agustus: Ada 9 kasus baru, Satgas Covid-19 Papua minta sekolah dipantau
Di sisi lain, penemuan jumlah pasien positif di Provinsi Papua semakin menurun dengan tajam. Pada Kamis, hanya ditemukan 9 kasus baru positif korona.
Soemoele menjelaskan, selama dua pekan terakhir ini jumlah spesimen swab yang akan diperiksa PCR di Laboratorium Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Papua berkurang hingga 50 persen dibandingkan antrean spesimen pada masa sebelumnya.Jika biasanya laboratorium itu menerima hingga 300 sampel per hari, kini mereka hanya mendapat kiriman 100 – 150 sampel per hari.
Soemoele menyatakan berkurangnya jumlah sampel yang dikirim untuk diperiksa Laboratorium Balai Litbangkes itu disebabkan semakin berkurangnya kegiatan pelacakan riwayat kontak pasien oleh tenaga kesehatan di lapangan. “Kini jumlah sampel yang diterima hanya 100-150 sampel, Hal itu disebabkan oleh karena tracing kita yang agak menurun,” katanya.
Soemoele mewanti-wanti agar seluruh gugus tugas Covid-19 di kabupaten/kota tidak menurunkan kinerja mereka dalam melacak riwayat kontak pasien, melakuan tes, dan merawat pasien Covid-19. “Reagen maupun bahan habis pakai di Laboratorium Litbangkes dalam jumlah yang sangat cukup,” kata Soemoele.(*)
Editor: Aryo Wisanggeni G