Jayapura, Jubi – Pasokan sayuran ke Pasar Hamadi, Jayapura, yang sempat terganggu pasca banjir di sejumlah wilayah pertanian sayuran di Kota Jayapura pada Sabtu pekan lalu (23/2/2019) mulai normal. Pada Rabu (27/2/19), harga jual aneka jenis sayuran di Pasar Hamadi kembali ke harga semula.
Penjual aneka hasil pertanian, Mustika, mengatakan pada akhir pekan lalu ia menjual harga sayur sawi dan kangkung cabut Rp8.000 per satu ikat. Harga itu melonjak dari harga jualan normal Mustika, Rp5.000 per ikat, karena langkanya pasokan sayuran ke Pasar Hamadi. “Sekarang pasokannya sudah normal, dan harganya kembali ke harga awal,” kata Mustika.
Penjual sayuran lainnya, Siska Pekey, kelangkaan pasokan sayuran pada akhir pekan lalu membuatnya sempat mengurangi isi ikatan sayuran, demi mempertahankan harga jualnya kepada konsumen tetap Rp10 ribu per satu ikat sayuran. “Sekarang pasokan sudah normal kembali, isi ikatan sayur saya pun kembali seperti biasanya,” kata Pekey di Pasar Hamadi, Rabu (27/2/19).
Menurut Pekey, setiap musim penghujan pasokan sayur ke Pasar Hamadi berkurang karena petani cenderung enggan menanam sayuran. “Saya beli sayur langsung ambil dari petani. Satu ikat Rp700 ribu. Sayur kangkung cabut, misalnya, satu hari bisa laku satu gulung isi 50 ikat. Sayur naik atau turun saya tetap jual Rp10 ribu hanya ikatannya saja saya kurangi,” ujar Pekey.
Secara terpisah, petani sayur di jalan baru Pasar Youtefa, Jayapura, Viktor mengatakan banjir pada Sabtu (23/2/19) membuat kebun sayurannya gagal panen. Banjir membuat kebun sayuran Viktor tertutup sedimen lumpur. “Sebanyak 12 bedeng atau petak lahan pertanian saya gagal panen. Kalau normalnya satu kali panen bisa 300 ikat. Satu petak modalnya Rp200 ribu,” ujarnya.
Viktor menambahkan, pertanian sayur yang berada dalam Kota Jayapura sangat menentukan ketersediaan sayur. Bila petani gagal panen maka secara otomatis mempengaruhi ketersediaan di pasar.