Papua No.1 News Portal
Jayapura, Jubi – Pemerintah Kota Jayapura memutuskan untuk menutup Pasar Youtefa selama tiga hari, setelah 115 pedagang di pasar itu terpapar virus korona.
Namun, sejumlah pedagang tidak kehabisan akal agar tetap berjualan. Khususnya pedagang pelataran. Mereka nekad menggelar lapak dagangan di tepi jalan baru Pasar Youtefa atau persis di depan pasar. Ada juga yang menggelar dagangan di depan toko.
Pantauan Jubi, petugas Satuan Polisi Pamong Praja dibantu aparat kepolisian sedang berjaga-jaga di depan pintu masuk pasar. Petugas mengimbau agar segera menutup lapak dagangan, namun tidak diindahkan. Mereka tetap berjualan meski di bawah terik sinar matahari.
Seorang pedagang, Estokia Nona Gerta, mengaku sebagian pedagang tidak mendengar imbauan penutupan pasar, karena baru disampaikan jam 2 siang waktu Papua. Sementara pedagang pagi pulangnya sebelum jam 12 siang.
“Kalau pengumumannya disampaikan pagi, pasti hari ini tidak ada yang jualan,” ujar Estokia saat dihampiri Jubi di lapaknya, Sabtu (11/7/2020).
Estokia memilih tetap jualan karena ia sudah melakukan rapid test dan swab (sambil menunjukkan kartu negatif rapid test), apalagi dirinya sebagai tulang punggung untuk rumah tangganya, karena suaminya sudah meninggal dunia.
“Anak saya ada lima, saya juga mau istirahat jualan tapi seadainya saya disuruh istirahat, anak saya mau dikemanakan. Kalau bisa belikan anak saya susu dan popok saya siap istirahat jualan,” ujar Estokia.
Pedagang sayuran ini mengaku penghasilannya cukup untuk uang makan dan kebutuhan jajan anaknya, bila ada sisa ditabung untuk keperluan mendesak.
“Memang hanya tiga hari jualan, saya yang penghasilannya harian ini tidak menentu. Kalau satu hari saya tidak jualan bisa susah saya, kalau dikasih bantuan tidak apa-apa tidak jualan,” ujar Estokia.
Seorang pedagang pinang, Dorce Wenda, memilih tetap jualan karena dia sudah jauh-jauh dari Koya menggunakan taksi, bila harus kembali sebelum jualannya laku maka tidak ada uang taksi untuk kembali.
“Anak, sa (saya) tidak mungkin mau pulang jalan kaki sambil bawa barang dagangan saya, kalau hari ini saya dikasi uang taksi pulang ke Koya, saya langsung tutup saya punya jualan. Besok saya tidak jualan karena sudah tahu kalau pasar ditutup,” ujar Wenda.
Wenda berharap Pasar Youtefa aman dan nyaman dilakukan aktivitas jual beli sehingga tidak ada lagi penutupan pasar, sebab sehari saja tidak jualan dapat menganggu kebutuhan rumah tangganya.
“Sebenarnya saya juga mau istirahat, tapi saya ini hanya pedagang campuran dan penghasilannya tidak menentu. Semoga pasar kembali normal lagi,” ujar Wenda. (*)
Editor: Syam Terrajana