Perjuangan Yanto Basna ujian sarjana di UNY

Papua-Yanto Basna
Yanto Basna berseragam baju putih usai mengikuti ujian skripsi sarjana keolahragaan dari Universitas Negeri Yogyakarta, 20 Juni 2020 - Jubi/facbeook.com Yanto basna
Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Bek tengah timnas Indonesia dan Sukhothai FC Thai League 1 musim 2020, Yanto Basna, baru saja menyelesaikan pendidikan sarjana keolahragaan dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada 19 Juni 2020 lalu melalui ujian skripsi secara online.

Universitas Negeri Yogyakarta dalam laman resminya http://fik.uny.ac.id menyebutkan telah melakukan program e-Learning yang mulai bermunculan dan banyak diterapkan. Namun, untuk beralih dari model tatap muka menjadi seluruhnya daring (online), mungkin mahasiswa akan merasakan gegar budaya. Bisa juga kegelisahan dan perasaan takut bagi mahasiswa akan suatu hal baru yang mungkin belum pernah dirasakan sepenuhnya. Karena itulah, perlu adanya suatu program Blended Learning yang menggabungkan antara model tatap muka dan daring.

Read More

Melalui program e-Learning inilah Yanto Rudolf Basna berhasil menyelesaikan pendidikannya meski tetap bermain sepak bola di Liga 1 Thailand hingga memasuki tahun ketiga di sana. Yanto Basna juga mengakui selama melakukan studi, para dosen sangat mendukung dan membantunya hingga studinya berjalan lancar.

Yanto Basna termasuk salah satu dari sekian atlet yang mengikuti program Blended Learning. Program ini sendiri banyak diimplementasikan di Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) karena banyak mahasiswanya yang harus berjuang membela nama baik Indonesia. Namun di saat yang bersamaan mereka harus tetap mengedepankan pendidikan untuk masa depan.

Salah seorang rekan Yanto Basna yang juga mantan pemain PSIM Yogyakarta, Ayub Antoh, pada Agustus 2019 juga  menyelesaikan studinya di Universitas Negeri Yogyakarta. Selain itu, Ayub Anto juga sering digandeng mendiang Didi Kempot sang maestro campurasari manggung di Yogyakarta. Ayub Anto kini melanjutkan studi S2 juga di Universitas Negeri Yogyakarta.

Sejak SMP merantau

Yanto Basna jebolan Sekolah Sepakbola (SSB) Numbay Star ini bersama Terens Puhiri sudah menonjol hingga mendorong keduanya bermain ke luar Papua. Putra dari pasagan Otis Basna (ayah) dan Jekelina (ibu) sejak SMP sudah meninggalkan Tanah Papua merantau karena sepak bola.

Pasalnya Yanto Basna sejak usia 15 tahun sudah bergabung bersama tim SAD Uruguay dan seangkatan dengan Abduh Lestaluhu. Saat hendak berangkat ke Uruguay, dia harus dihadapkan pada pilihan antara pendidikan dan bermain sepak bola. Otis Basna ayah kandungnya mengatakan pendidikan itu penting dan mengingatkan Yanto harus menjalani dua pilihan ini yakni pendidikan dan sepakbola.

Usai berlatih di Uruaguay, pesepak bola kelahiran 1995 itu melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) khusus bagi pelajar pendidikan dan olahraga di Ragunan, Jakarta Timur

Sebelumnya pada 2011 dia masih bermain di Indonesia Futboll SAD U-17 di Urugauay sampai ke Deportivo Indonesia U19 (Uruguay).

Klub profesional pertama yang dibela Yanto Basna bukan klub di Papua tetapi Mitra Kukar berposisi bek tengah pada usia 20 tahun. Sedangkan rekannya sesama SSB Numbay Star Terens Puhiri bermain di Putra Samarinda dan tim PON Kalimantan Timur 2012.

Selanjutnya Yanto Basna bermain di klub Persib Bandung dan kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta pada 2013, Sejak itu pula Yanto Basna harus benar-benar membagi waktu antara belajar dan bermain sepak bola, Usai memperkuat Persib Bandung merantu ke luar negeri di Klub Prachuap FC Liga 1 Thailand dan Timnas Indonesia. Apalagi pelatih Simon Mc Menemy mantan pelatih timnas saat itu memilih Yanto Basna sebagai kapten karena memiliki mental bertanding yang kuat dan berpengalaman main di luar Indonesia.

Meski sukses menyeleikan kuliah, Yanto Basna mengaku sempat mengalami kesulitan dalam sidang akhir skripsi karena signal tidak terlalu bagus. Bahkan dia mengatakan tekanan dalam ujian skripsi justru lebih besat ketimbang bermain sepak bola di lapangan. Apalagi dia sudah enam tahun kuliah dan tekanan cukup besar baginya tetapi bisa meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,47.

Kini Yanto Basna sudah tidak lagi konsentrasi untuk kuliah lagi tetapi semua fokus pada bermain sepak bola untuk meraih mimpi yang lebih besar. Saat masih memperkuta Persib Bandung, arsip.jubi.id pernah wawancara Yanto Basna usai Persib Bandung mengalahkan Persipura di Stadion Mandala, dia mengaku tidak akan memperkuat Persipura karena ingin mencari pengalaman di luar Papua.

Meski Yanto Basna sudah bermain di Liga 1 Thailand, masih menyimpan keinginan besar untuk bermain di Liga Jepang. Soalnya bagi dia kalau sudah bermain di negeri Sakura Jepang baru kembali berkiprah di klub-klub sepak bola di Indonesia, apakah Persipura menjadi tempat persinggahan terakhir sebelum mengikuti jejak Jack Komboy ke dalam panggung politik. Lihat saja nanti  kelak ketika Yanto Basna kembali ke Indonesia. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Yanto Basna saat memperkuat timnas Indonesia, melakukan wawancara usai pertandingan melawan Malaysia – Jubi/pssi.org

Related posts

Leave a Reply