Papua No. 1 News Portal | Jubi
Nuku’alofa, Jubi – Perdana Menteri sementara Tonga, Pōhiva Tu’i’onetoa, telah mengeluh karena ia merasa dicampakkan oleh menteri-menteri kabinetnya sendiri, dengan mengatakan ia baru tahu setelah pemilu negara itu bahwa kesatuan yang mereka tunjukkan dalam empat bulan terakhir ini tidak tulus.
Dia menggambarkan dasar persatuan mereka sebagai sebuah janji dan sumpah suci ‘fuakava toputapu’ dengan rakyat Tonga. Tu’i’onetoa mengatakan dia percaya akan situasi itu, dan mereka telah bersiap untuk bekerja bersama para bangsawan untuk menyambut anggota-anggota parlemen baru.
“Sayangnya hal itu tidak terjadi, karena setelah pemilihan umum pada 18 November ternyata beberapa menteri kabinet memiliki rencana mereka sendiri untuk membentuk pemerintahan baru,” tegas Tu’i’onetoa di Tonga dalam sebuah pos yang ia bagikan melalui Facebook Senin (13/12/2021) sore.
Dia lalu mengutip pepatah Tonga – ‘Kehe lea he hifo’ mei he lea he hake’ – yang dapat diterjemahkan sebagai orang bermuka dua.
Dia juga membenarkan bahwa dia mendukung kandidat perdana menteri Dr. ‘Aisake Eke. Tu’i’onetoa menambahkan bahwa ia ingin menyerahkan pekerjaan yang telah dia mulai selama dua tahun terakhir ini kepada Dr. Eke dan melatihnya agar ia dapat melakukan hal itu.
Baca juga: Studi ungkapkan tarif listrik, Kepulauan Solomon paling mahal sedunia
PM caretaker itu kemudian melancarkan serangan pedas terhadap Partai PTOA dan tiga anggota parlemennya yang mendukung calon perdana menteri Siaosi Sovaleni.
Mantan anggota parlemen PTOA dan Menteri Kabinet itu mengatakan setiap jabatan menteri yang dipegang oleh anggota parlemen dari partai PTOA harus diberikan kepada anggota parlemen perwakilan bangsawan.
Dia juga menuding PTOA berencana untuk membentuk pemerintahan tanpa keterlibatan kaum bangsawan. Dia tidak memberikan bukti apa-apa untuk mendukung klaimnya.
Tu’i’onetoa juga terus menyerang partai demokrat seolah-olah mereka sedang mencoba melengserkan sang raja. (*)
Sumber: Kaniva Tonga
Editor: Kristianto Galuwo