Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1,
Jayapura, Jubi – Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) siap menangkal masuknya wabah penyakit anthrax yang menyerang ternak, dengan menyiapkan SDM bidang wabah bencana dan pusat pengendalian penyakit menular yang handal.
"Kami sudah menyiapkan sumber daya manusia dan penanganan kegawatdaruratan atau “emergency” untuk mengantisipasi masuknya wabah anthrax ini di Papua," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Aloysius Giyai, di Jayapura, Rabu (8/2/2017).
Agar berjalan maksimal, ujar Giyai, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan instansi lintas sektor seperti Balai Litbang Biomedis, Balai POM, Balai Karantina Hewan, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Dinas Peternakan setempat.
"Sehingga begitu ditemukan atau ada gejala dari wabah anthrax ini, akan langsung bereaksi," ujarnya.
Menurutnya, berdasarkan laporan tim dan fasilitas untuk penanganan maupun antisipasi masuknya wabah anthrax ini sudah siap. Stok obat pun mencukupi.
"Kami tidak hanya siap siaga mengantisipasi masuknya anthrax, namun semua wabah atau penyakit baru yang muncul di belahan dunia dan akhirnya merambat sampai ke Indonesia," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Karantina Hewan Provinsi Papua, Petrus Pasereng mengklaim hingga saat ini wabah anthrax belum masuk ke Papua.
“Sedikit saja daging sapi dari luar, itupun yang hasil import. Tetapi pastinya masuk ke Papua sudah melalui pemeriksaan yang sangat ketat," kata Petrus.
Lebih jauh ia menjelaskan, gejala hewan ternak yang terkena penyakit anthrax ini pun sangat jelas karena badannya pasti berwarna kebiru-biruan dan keluar darah dari anus dan hidung.
"Hingga kini hewan ternak khususnya sapi masih merupakan sapi lokal dan murni dipelihara oleh masyarakat sendiri," tutupnya. (*)