Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Dengan melihat berbagai permasalahan yang ada di Papua, dosen Universitas Cenderawasih Jayapura-Papua, Ferdinand Risamasu, mengatakan saat ini Pemerintah Provinsi Papua membutuhkan seorang pejabat sekretaris daerah (sekda) yang tidak biasa-biasa saja.
“Selama seleksi, yang paling dibutuhkan adalah inovasi. Kalau hanya sekedar wajar dan biasa-biasa saja itu tidak, sebab Papua membutuhkan orang yang luar biasa. Makanya dalam setiap tahapan yang disampaikan kepada tim asesor sarat dengan sesuatu yang bisa dipertanggungjawabkan,” kata Risamasu, yang merupakan bagian dari Panitia Seleksi di Jakarta, Kamis (9/7/2020).
Ia menilai keempat peserta (calon) seleksi yang sudah maju sampai tahap akhir sudah sangat baik dalam menjalani, namun yang akan terpilih nanti oleh Tim Penilai Akhir (TPA) yang diketuai Presiden hanya satu orang.
“Rata-rata semua bagus, tapi memang ada satu dua orang yang lebih menonjol dari aspek-aspek ide dan inovasi, baik dalam hal reformasi birokrasi, pendekatan yang dilakukan, dan setelah itu bagaimana memfasilitasi semua stakeholder yang ada di Papua, sehingga proses pemerintahan berjalan dengan sangat baik,”.
“Tapi untuk memilih siapa yang layak, semua keputusan ada pada tim TPA yang beranggotakan tujuh orang,” ujarnya.
Dirinya juga mengaku bangga melihat ada satu perempuan Papua yang maju bersaing dalam seleksi pejabat tinggi madya ini. Kata ia, ini jelas sesuatu yang sangat luar biasa di tengah semua pihak berbicara soal kesetaraan gender.
“Yang jelas semua calaon sudah memiliki pengalaman yang tidak bisa dianggap remeh. Pak Demianus Siep itu pamong yang sangat luar biasa dan kini menjabat Sekretaris MRP. Begitu juga dengan Pak Doren Wakerkwa, mulai dari tukang sapu dan kini menjadi Asisten I Bidang Pemerintahan Papua,”.
“Pak Dance dari Jakarta kemudian pindah lagi ke Papua Barat dan kini menjabat Sekda Sorong Selatan. Begitu juga dengan Ibu Juliana yang kini menjabat Sekwan DPRP. Tapi semua keputusan ada di Presiden,” jelasnya.
Sementara, Juliana Waromi, saat ditemui wartawan Jubi, mengaku sangat senang bisa lolos dan diberi kesempatan mengikuti seleksi terbuka jabatan pimpinan tinggi madya sekretaris daerah Papua.
“Begitu nama saya keluar, ya saya harus siap ikuti semua tahapan sampai selesai. Puji Tuhan, sebagai perempuan Papua masih diberi kesempatan diikutsertakan dalam seleksi ini,” katanya.
Ia mengaku, setiap tes yang dilalui sebenarnya tidak terlalu berat, apalagi keberadaan asesor dan panitia seleksi yang ada sangat berkompeten dan sudah bekerja dengan sangat baik.
“Artinya, kami tidak direpotkan. Mereka (penguji) semua sangat profesional. Ya, untuk hasilnya saya pribadi serahkan sepenuhnya kepada panitia seleksi. Apapun hasilnya kita semua harus terima dengan lapang dada,” ujarnya.
Hal senada dilontarkan Doren Wakerkwa. Dirinya mengaku senang bisa diberi kesempatan untuk mengikuti seleksi terbuka jabatan pimpinan tinggi madya sekretaris daerah, bahkan mampu melewati berbagai tes dengan hasil yang cukup memuaskan.
“Namanya tes pasti ada tegangnya, tapi berdasarkan pengalaman pemerintahan yang saya sudah lalui bertahun-tahun, hal itu saya bisa lewati. Intinya, semua keputusan saya kembalikan kepada tim pansel untuk menilai,” katanya.
Begitu juga pengakuan salah satu peserta tes dari Sorong Selatan, Dance Yulian Flassy. Dirinya menilai seluruh tahapan seleksi hingga selesai sudah berjalan baik. Apalagi ia sudah memiliki pengalaman hampir 10 tahun menjadi sekretaris daerah.
“Saya lihat seluruh tahapan sudah berjalan baik, sebab hal ini sudah pernah saya lalui waktu di kabupaten. Kerja dari setiap penguji dan panitia seleksi berkompeten dan sudah bekerja sangat luar biasa, mulai dari asesmen sampai dengan tes terakhir,” katanya.
Menurut ia, seorang sekda harus bisa menjadi lokomotif untuk mengkoordinir seluruh kebijakan-kebijakan gubernur dalam rangka percepatan pembangunan di Papua.
“Sekda ini merupakan sekretaris gubernur dan wakil gubernur. Jadi tidak bisa main-main dalam bekerja, harus bekerja ekstra. Catatan terakhir saya kepada panitia seleksi adalah setelah sekda dipilih oleh Presiden segera bekerja keras membangun Papua,” ujarnya.
Empat pejabat yang saat ini mengikuti tahapan seleksi Sekda Papua adalah Doren Wakerkwa, Wasuok Demianus Siep, Dance Yulian Flassy, dan Juliana J. Waromi.
Sementara kompisisi tim panitia seleksi yakni Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Akmal Mali (ketua), Penjabat Sekda Papua, M. Ridwan Rumasukun (sekretaris), Kepala Badan Kepegawaian Negara RI, Bima Aria Wibisana (anggota), Sekretaris Kementerian PAN-RB, Dwi Wahyu Atmaji (anggota), Sekretaris Utama Badan Pembinaa Ideologi Pancasila, Karjono (anggota), dan Dosen Universitas Cenderawasih Jayapura, Ferdinand Risamasu (anggota).
Seleksi administrasi dilakukan sejak 2-18 Juni 2020, 29 Juni 2020 tes asesmen, dan 6-7 Juli 2020 dilakukan tes penulisan makalah dan wawancara di Hotel Aryaduta Jakarta. (*)
Editor: Dewi Wulandari