Papua No. 1 News Portal | Jubi
Persipura Jayapura-Papua akan melakoni babak play off Piala AFC, pada 19 Mei mendatang. Namun agenda tersebut bakal sedikit terganggu dengan adanya regulasi penerbangan tentang pembatasan penumpang atau larangan mudik.
Manajemen Persipura terus menjalin komunikasi dan berkoordinasi dengan federasi sepakbola Indonesia (PSSI) agar mengupayakan agenda Piala AFC tidak terganggu dengan regulasi tersebut.
Kata Manajer Tim Mutiara Hitam Persipura, Arvydas Ridwan Madubun alias Bento, pihaknya mengkhawatirkan calon lawan. Pasalnya, tim lawan dari luar negeri berpotensi mengalami kesulitan akibat adanya regulasi tersebut.
Rencananya, tim lawan akan tiba di Indonesia sepekan sebelum kick off babak play off Piala AFC untuk terlebih dulu menjalani karantina.
“Sebenarnya yang lebih parah adalah calon lawan kita. Jadi kalau kita bicara soal aturan dan protokol kesehatan ketika orang dari luar negeri datang kan harus jalani isolasi mandiri selama lima sampai tujuh hari. Pertandingan kita nanti tanggal 19 Mei. Kalau normal waktu tercepat yang memungkinkan itu, mereka harus berada di Jayapura itu tanggal 17 Mei, karena tanggal 18 Mei ada official training dan percobaan lapangan. Sampai di Jayapura tanggal 17 Mei, hitung mundur satu hari perjalanan dan tujuh hari sebelumnya, harusnya mereka sudah ada di Indonesia kalau mereka jalani isolasi,” ujar Bento kepada wartawan, belum lama ini.
Hingga saat ini, manajemen Persipura terus berkomunikasi dengan petinggi PSSI untuk meyakinkan bahwa regulasi tersebut tak merusak agenda Piala AFC, yang mana tim kebanggaan masyarakat Papua tersebut akan menjadi tuan rumah babak play off.
“Saya baru komunikasi dengan Plt Sekjen PSSI, Pak Yunus Nusi. Kita minta nantinya kira-kira, kalau memang memungkinkan, tidak ada kendala buat mereka,” jelasnya.
Selain mengkhawatirkan tim lawan, Persipura juga akan menjalani TC keluar Papua dan berujitanding dengan Bali United dan Arema Malang. Mereka berharap, ada pengecualian untuk tim sepakbola yang kategorinya bukan pemudik.
“Lawan tanding memungkinkan dari program latihan itu berada di area-area itu waktunya. Kira-kira bisa atau tidak, karena kategori kita bukan mudik, tapi kita bekerja. Ini yang sedang kita bangun komunikasinya. Mudah-mudahan ada solusi. Tapi kalau memang aturannya yang disampaikan pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan itu, harusnya bisa. Karena perjalanan yang kita lakukan adalah bekerja,” tuturnya.
Kendati berpotensi menyulitkan, namun Bento tak khawatir kasus 2015 bakal terulang kembali. Di mana ketika itu, tim kebanggaan masyarakat Papua itu kalah WO dari lawan mereka di babak 16 besar Piala AFC, Pahang FA, karena pemain lawan terganjal di administrasi imigrasi.
“Jangan sampai terjadi hal seperti itu lagi. Tapi potensi untuk itu terulang kemungkinan tidak. Pertama, saat ini dukungan pemerintah terhadap dunia sepakbola sangat bagus. Saya pikir, kalau komunikasi kita dengan federasi dan pemerintah bagus, harusnya ini tidak terjadi. Kekhawatiran itu perlu kita waspadai. Tapi kita berharap jangan sampai ini terjadi. Kalau sampai terjadi, berarti kita tidak belajar dari kesalahan-kesalahan sebelumnya,” kata Bento.
Sementara itu, pelatih Persipura, Jacksen Tiago, juga mengakui sudah membahas perihal tersebut bersama manajemen. Bahkan kata Jacksen, dialah orang pertama yang bereaksi menyikapi kabar itu.
“Justru sebelum manajemen sampaikan kepada saya, semua saya sudah sampaikan itu kepada manajemen dan seluruh pemain, dan sebelum persoalan itu terjadi saya sudah mengantisipasi itu dan mencari jalan keluar bahwa ada kemungkinan kita tidak ke sana atau kemungkinan kita berangkat lebih cepat. Kalau ada larangan lebih baik kita tinggal di sini (Jayapura),” kata Jacksen.
Baca juga: Dikabarkan lolos ke fase grup Piala AFC, Ini jawaban manajemen Persipura
Pemerintah resmi melarang seluruh perjalanan keluar kota selama periode mudik lebaran pada 6-17 Mei 2021, termasuk dengan menggunakan pesawat terbang.
Larangan perjalanan mudik Lebaran 2021 tertera dalam Surat Edaran (SE) Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah dan Upaya Pengendalian Penyebaran Covid-19 Selama Bulan Suci Ramadhan 1442 Hijriah.
SE tersebut menyatakan peniadaan mudik dan perjalanan orang lintas kota/kabupaten/provinsi/negara dilakukan guna mengendalikan mobilitas selama bulan Ramadan.
Kendati demikian menurut SE tersebut, Jumat (9/4/2021), terdapat beberapa pengecualian bagi orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan tertentu seperti bekerja/perjalanan dinas dan kepentingan persalinan. (*)
Editor: Jean Bisay