Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Pemerintah provinsi Papua meminta rumah sakit di Kota Jayapura tidak boleh ada yang tutup. Menyusul ratusan tenaga kesehatan (Nakes) yang ikut terinfeksi virus korona selama Juli ini.
“Rumah Sakit harus tetap melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemampuan yang ada di rumah sakit. Jadi tidak boleh ada istilah Rumah Sakit ditutup,” kata Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Papua, dr Silwanus Soemoele SpOG (K) di Jayapura Rabu (15/7/2020).
Ia menegaskan untuk menghadapi permasalahan kekurangan tenaga kesehatan, Satgas Covid-19 Papua meminta kepada semua rumah sakit untuk apa mengoptimalkan sistem rujukan.
“Jadi kalau memang ada kelebihan pasien dapat segera dirujuk,” katanya.
Sementara itu Satgas Covid-19 Papua sedang menyiapkan Peraturan Gubernur menyangkut dokter bergerak untuk mengatasi kekurangan tenaga dokter khususnya di Kota Jayapura, Papua.
“Selanjutnya seluruh petugas yang terlibat langsung dalam pelayanan Covid-19 di rumah sakit akan segera dilakukan pengambilan swab, dan bukan lagi rapid test. Tujuannya adalah ingin kita mengetahui kondisi terkini menyangkut soal layanan kesehatan,” jelasnya.
Hal itu dilakukan setelah pihaknya mengidentifikasi sebab penularan kepada petugas kesehatan. Hasil pertemuan ini menyimpulkan tenaga kesehatan yang tertular itu ada yang terjadi di rumah sakit, ada dari luar rumah sakit, pasien tidak jujur, keterbatasan APD (alat pelindung diri), dan faktor perilaku tenaga kesehatan karena kelelahan.
“Langkah-langkah yang kami ambil saat ini, kami sudah meminta kepada seluruh rumah sakit untuk memberikan kepada kami kebutuhan mereka, untuk kami bantu,” katanya.
Hingga hari ini, bar RSUD Jayapura yang melaporkan kebutuhannya yaitu sebanyak 150 orang, yang terbanyak adalah kebutuhan tenaga perawat. Selain itu juga membutuhkan dokter, analis kesehatan dan paramedis.
Saat ini Pemprov mencari di sekitar Kota Jayapura dan Provinsi Papua, yang wilayahnya memiliki kasus yang rendah.
“Jadi kebutuhan tambahan ketenagaan ini bisa kami peroleh dari kabupaten Jayapura, kabupaten kabupaten tetangga, atau tenaga sukarelawan dari BNPB pusat. Kami sudah mengidentifikasi itu dan mudah-mudahan dalam 12 hari atau beberapa minggu dalam minggu-minggu ini kita sudah bisa mendapat dukungan tenaga kesehatan dari dalam maupun luar provinsi Papua,” katanya.
Kebijakan ini dilakukan menyusul dua rumah sakit menghentikan menerima pasien baru karena puluhan tenaga kesehatan mereka terinfeksi virus korona, Selasa kemarin.
Rumah Sakit Provita menghentikan seluruh layanan sejak 14 juli lalu hingga 28 Juli karena 36 tenaga kesehatannya (6 dokter dan 30 perawat) terinfeksi virus corona.
Berikutnya RS Bhayangkara yang juga menghentikan layanan IGD karena daya tampung ruang perawatan dan ruang isolasi penuh.
Sebelumnya RSUD Jayapura membatasi pelayanan karena 84 tenaga kesehatannya juga terinfeksi virus Korona pada 4 Juli lalu.(*)
Editor: Edho Sinaga