Papua No. 1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Setelah meresmikan Terminal Bandar Udara Mopah Merauke, Presiden RI, Joko Widodo, terbang ke Sota, Kabupaten Merauke untuk meresmikan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sota, perbatasan RI-Papua Nugini (PNG).
Dalam sambutannya, Minggu (3/10/2021), Presiden Jokowi mengatakan dalam tujuh tahun terakhir, telah dibangun PLBN di berbagai daerah di Indonesia. Khusus di Papua, telah ada dua PLBN dibangun, selain di Skouw Kota Jayapura juga PLBN Sota yang berbatasan langsung dengan negara PNG.
“Saya melihat bangunan PLBN Sota, memiliki konsep berintegrasi yang lengkap mulai dari kantor, perumahan, pasar, area parkir, serta fasilitas pendukung lainnya,” ungkap Presiden Jokowi.
Olehnya, harus dijaga dan dirawat dengan baik untuk kepentingan masyarakat di daerah perbatasan.
Diharapkan pula agar PLBN Sota dapat membuktikan pelayanan lebih baik dan nyaman bagi masyarakat yang melintas sekaligus meningkatkan keamanan di perbatasan RI-PNG.
Baca juga: Pembangunan PLBN Sota habiskan anggaran Rp114 miliar
Sebelumnya diberitakan, Direktur Jendral (Dirjen) Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Diana Kusumastuti, mengatakan PLBN Sota, Merauke, Papua dibangun sejak 2019, di atas lahan seluas 5,3 hektar, dan menyedot anggaran Rp114 miliar.
Dikatakan, pada gelombang pertama, ada pembangunan tujuh PLBN seperti di Kalimanta, NTT serta Papua di Skouw, Kota Jayapura. Lalu dalam tahap kedua ini, diberikan tugas serta tanggung jawab membangun 11 PLBN, salah satunya adalah PLBN Sota.
“Khusus PLBN Sota telah dirampungkan semua pembangunannya. Bangunan PLBN Sota dengan type C, terdiri dari kantor PLBN pos kedatangan serta keberangkatan, juga ruangan TNI/Polri serta plasa perbatasan,” katanya.
Selain itu, terdapat juga patung Garuda serta gerbang PNG dan Indonesia. Desainnya mengikuti sarang semut yang berlubang menyesuaikan tradisi masyarakat Marind.
“Ada juga beberapa tifa dibangun serta zona penunjang lain seperti mess karyawan, Plasa 0 Km, area parkir, maupun fasilitas perekonomian bagi mama-mama Papua dan gereja juga mushola,” katanya. (*)
Editor: Dewi Wulandari