Cegah penyebaran korona, Polresta Jayapura sarankan perketat sosial distancing

papua-wisata-pantai-hamadi
Aktivitas warga di lokasi wisata Pantai Hamadi, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Papua - Jubi/Ramah

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Lemahnya pemahaman masyarakat tentang new normal atau adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi Covid -19 ini, menjadi salah satu sebab kembali melonjaknya kasus baru infeksi korona di Kota Jayapura.

“Masyarakat menganggap kehidupan sudah normal kembali sehingga (mereka) bebas melakukan aktivitas,” kata Kapolresta Jayapura, AKBP Gustav R. Urbinas, di Kantor Wali Kota Jayapura, saat mengikuti rapat evaluasi pembatasan aktivitas masyarakat di Kota Jayapura, Provinsi Papua, Rabu (30/9/2020).

Read More

Untuk itu, kata Urbinas, perlu kembali dilakukan pengetatan social distancing pada masyarakat guna memutus mata rantai penyebaran korona di ibukota Provinsi Papua ini.

“Kami sudah lelah, petugas kesehatan juga sudah lelah, kalau masyarakat tidak memiliki kesadaran maka sampai kapan kehidupan ini bisa normal yang sesungguhnya. Mari sama-sama saling menjaga kesehatan agar terhindari dari penularan korona,” katanya.

Lebih jauh Urbinas mengatakan tempat-tempat publik seperti pasar tradisional, pasar modern, supermarket, dan lokasi wisata di pantai, sangat tidak disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

Sosial distancing ini melibatkan orang banyak sehingga terjadilah kerumunan. Berbeda dengan physical distancing yang melibatkan orang per orang, seperti saat menggelar rapat virtual,” ujar Urbinas.

Baca juga: Evaluasi pembatasan aktivitas, Pemkot Jayapura: Hingga pukul 9 malam

Sementara itu, Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano, mengatakan sejak diberlakukan new normal pada awal September, dalam sehari warga yang terpapar korona mencapai 25 orang.

“Saat ini Rt/Ro sejak adaptasi per normal hanya 0,80 persen, namun setelah diberlakukan new normal naik menjadi 1,73 persen. Kami sudah berupaya dan bekerja maksimal, namun lemahnya kesadaran masyarakat menyebabkan kasus terus meningkat,” ujar Tomi Mano.

Tomi Mano menjelaskan warga yang meninggal dunia akibat Covid-19 sejak diberlakukan new normal pada awal September 2020 mencapai 24 orang.

“Kami telah melakukan evaluasi secara intern. Pengawasan dan sosialisasi sudah kami lakukan secara maksimal, tapi masih banyak yang terkonfirmasi Covid-19. Ini salah siapa, mari kita sama-sama mencegah penyebaran virus ini,” ujar Tomi Mano.

Sejak mulai diberlakukan new normal di Kota Jayapura, 3 September 2020, terjadi lonjakan kasus baru Covid-19 yang tinggi di ibukota Provinsi Papua ini. Hingga Selasa (29/9/2020), warga yang terkonfirmasi positif terinfeksi korona mencapai 700 orang. Jumlah ini melonjak drastis bila dibandingkan bulan sebelumnya atau Agustus, sebanyak 300 kasus.

Dari Maret hingga Agustus 2020, di Kota Jayapura diberlakukan Pembatasan Sosial Diperluas dan Diperketat (PSDD). Salah satunya adalah pembatasan aktivitas warga hanya sampai pukul 14.00 WIT atau pukul 2 siang.

Angka kumulatif warga positif korona di Kota Jayapura per 29 September 2020 sudah mencapai 3.068 orang, dirawat 1.004 orang, sembuh 2.013 orang, meninggal 51orang, kasus suspek 31 orang, kontak erat 439 orang, terkonfirmasi tanpa gejala ada 114 orang. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply