Papua No. 1 News Portal | Jubi
Boven Digoel, Jubi – Sebanyak 253 warga petambang emas di wilayah penambangan rakyat di Korowai, tepatnya di lokasi Maining 33, Kampung Kawe, Distrik Kawinggon, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua, mengikuti tes cepat COVID-19 sebagai salah satu upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua.
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Papua, dr Aaron Rumainum, di Korowai, Rabu (1/7/2020), mengatakan tim yang dipimpinya tiba di Maining 33, salah satu lokasi penambangan rakyat di Korowai pada Kamis (25/6/2020) dan melakukan tes cepat COVID-19 selama empat hari yakni pada Jumat-Selasa (26-30/6).
Tes cepat itu dilakukan sebagai upaya dari Dinas Kesehatan Papua untuk membuktikan informasi yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Boven Digoel bahwa daerah itu termasuk zona merah penyebaran virus korona.
Selama empat hari itu, kata dia, sebanyak 253 warga di sekitar areal pertambangan rakyat di Kampung Kawe, Distrik Kawinggon, di beberapa titik lokasi penambangan rakyat yang datang lalu mengikuti tes cepat COVID-19.
Aaron menjelaskan 253 warga itu datang dari beberapa lokasi penambangan rakyat yang berdekatan Maining 33 yakni dari Danowage, Maining 99, rumah empat, danokit, Maining 96, Kali fer, Kali Dawe Abuwage, Waliguru, dan Burukmakot.
“Dari 234 warga yang mengikuti tes itu, ada delapan orang yang reaktif, namun dilakukan tes ulang, lalu empat orang reaktif namun kita sudah memberikan obat daya tahan tubuh kepada mereka,” katanya.
Sesuai data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Boven Digoel, bahwa ada 17 kasus COVID-19 dan mereka menyebutnya semua dari Kampung Kawe.
Dia mengatakan akan tetapi Kampung Kawe ini mempunyai banyak lokasi penambangan rakyat, harusnya disebutkan secara rinci maining berapa, karena Kawe mempunyai beberapa tempat yaitu Pisang-pisang yang merupakan lokasi persinggahan para penambang.
Setelah singgah, kata dia, para penambang ini akan tersebar di banyak tempat di wilayah yang diapit oleh empat kabupaten yakni Kabupaten Pegunungan Bintang, Yahukimo, Asmat, dan Boven Digoel ini.
“Jadi, ke depan alangkah baiknya kita menyebutkan lokasinya atau penambangan mana, tapi Kawe dan Pisang-pisang itu tempat persinggahan,” ujarnya.
Sementara itu, Hengki Yaluwo, seorang warga di lokasi penambangan Maining 33 mengucapkan terima kasih kepada tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua yang mendatangi lokasi Maining 33, Maining 1 untuk melakukan tes cepat kesehatan COVID-19.
“Kami masyarakat Korowai, masyarakat Senggaup, masyarakat Kombai, Wambonsai, masyarakat Sakuambo, dan masyarakat Wanggof yang mendiami Sungai Kasuari, Sungai Digul, dan Kali Dawe, kami sampaikan kepada publik bahwa informasi yang berkembang bahwa daerah ini dianggap pandemi COVID-19 isu-isu itu tidak benar,” katanya.
Sesuai dengan pembuktian melalui pemeriksaan tes cepat COVID-19 yang sebelumnya dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pegunungan Bintang dan Dinas Kesehatan Boven Digoel pada dua pekan lalu sudah datang ke wilayah penambangan rakyat dan melakukan pemeriksaan korona.
Dari hasil pemeriksaan itu, menurut dia, hanya tujuh orang yang reaktif. Dari tujuh orang yang reaktif itu, satu orang di antaranya positif COVID-19, enam orang lainnya belum melakukan pemeriksaan kesehatan lanjutan.
Meski demikian, kata dia, pihaknya belum bisa mematikan bahwa enam orang itu positif COVID-19.
Selanjutnya, tes cepat korona yang dilakukan oleh tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua terhadap warga Korowai yang berdomisili di beberapa lokasi pertambangan rakyat seperti di Danau Wage, Maining 99, Rumah Empat, Danau Kid, Maining 94, Maining 84, Kali Fer, dan Kampung Buruk Makot, rata-rata non reaktif.
Ia menambahkan dari 253 warga penambang yang mengikuti tes cepat COVID-19, 249 warga non reaktif, hanya empat di antaranya yang reaktif. Namun, empat orang itu belum bisa dipastikan reaktif karena korona. Lantaran dari empat orang itu, ada yang tinggal dalam satu rumah dan kontak langsung setiap saat tetapi rekannya non reaktif.
Wilayah penambangan Korowai hanya bisa dijangkau dengan menggunakan helikopter dari Kabupaten Boven Digoel selama satu jam perjalanan. Kemudian, dengan menggunakan longboat dari Boven Digoel selama satu hari sampai di lokasi Pisang-pisang lalu dilanjutkan dengan jalan kaki ke lokasi penambangan selama dua hari perjalanan. (*)
Editor: Dewi Wulandari