Papua pertama kali ikut PON VII 1969 Jawa Timur

Tim PON Papua 1993 - Jubi/IST
Tim PON Papua 1993 – Jubi/IST

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Meskipun saat itu jelang pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969 di seluruh Provinsi Irian Barat (Papua dan Papua Barat) tak menghalangi keikutsertaan Provinsi Irian Barat dalam pesta akbar olahraga nasional di Indonesia.

Read More

Persiapan bagi tim Provinsi Irian Barat waktu itu tetap dilakukan Porsibar 1968 atau Pekan Olahraga Irian Barat guna menjaring atlet-atlet yang akan ikut berpartisipasi dalam PON VII di Surabaya, Jawa Timur. Porsibar saat itu diikuti oleh 9 kabupaten dari Jayapura, Biak Numfor, Yapen Waropen, Fakfak, Sorong, Manokwari, Nabire, Jayawijaya, dan Merauke.

Dikutip dari wikipedia.org tercatat PON VII diselenggarakan di SurabayaJawa Timur pada tahun 26 Agustus sampai dengan 6 September 1969. Sebenarnya PON VII harus berlangsung di Banjarmasin tetapi Provinsi Kalimantan Selatan tidak sanggup melaksanakannya sehingga KONI Pusat dan Direktorat Jenderal Olahraga memindahkan pelaksanaan PON VII di Surabaya, Jawa Timur.

Pekan Olahraga Nasional (PON) VII, 1969 di Surabaya, 26 Agustus – 6 September 1969. Ketua penyelenggaraanya adalah Kolonel Acub Zainal yang kemudian menjadi Pangdam XVII Cenderawasih (1969-1973) dan Gubernur Irian Jaya, 1973-1975.

Selama PON VII 1969 di Surabaya, Provinsi Irian Barat hanya meraih satu medali emas melalui cabang olahraga atletik juara marathon. Selain itu melahirkan pesepak bola legendaris Persipura, Timo Kapisa. Selanjutnya pada PON VIII 1973 prestasi PON Papua terus meningkat termasuk atlet renang putri Papua, Ross Koibur, meraih medali perunggu. PON IX 1977 tim sepak bola Papua masuk final tetapi kalah melawan PON sepak bola Sumut.

Tim redaksi olahraga Jubi mencoba mencari data-data soal prestasi dan partisipasi Papua dalam PON sejak 1969 sampai dengan PON IX, 2016 di Jawa Barat, mengalami kesulitan untuk mengumpulkan semua informasi dan data-data serta dokumentasi PON Papua.

Hal ini diakui pula oleh Humas KONI Papua, Hans Bisay, bahwa mereka juga sulit menemukan data-data prestasi PON sebab yang tercatat hanya jumlah medali dan tidak mencantumkan nama-nama atlet peraih medali.

“Terus terang kami belum mengumpulkan dan menemukan data data tersebut,” kata Hans Bisay, di sela-sela Pelatihan Jurnalis Olahraga yang diselenggarakan Jubi dan PT Inalum, di Hotel Fave, Kota Jayapura, 11-12 Oktober 2019.

Namun Bisay menambahkan pihaknya akan bekerja sama dengan para mantan atlet PON Papua seperti Ulle Latumahina untuk melakukan pendataan maupun mewancarai para mantan atlet yang pernah berprestasi bersama tim PON Irian Jaya maupun Irian Barat.

Sepakbola PON Papua

David Saidui pencetak gol pantat – Jubi/IST

Hery Prasetyo, redaktur Bolasport.com dan mantan redaktur tabloid Soccer, mengakui sangat terkesan dan terus mengingat prestasi tim sepak bola Irian Jaya dalam PON XIII/1993 di Jakarta.

“Tim PON Papua saat itu sangat menghibur dan permainannya sangat bagus termasuk maaf ada pemain yang mencetak  gol dengan pantat,” katanya saat memberikan materi Pelatihan Jurnalis Olahraga di Jayapura, seraya menambahkan sepakbola PON selalu melahirkan pemain-pemain berbakat dan bintang-bintang masa depan.

David Saidui – Jubi/IST

Selama PON, cabang sepak bola Papua baru meraih dua medali emas pertam tim PON era Ferdiando Fairyo, Cristian Leo Yarangga, termasuk pencetak gol pantat David Saidui pada PON XIII/1993 di Jakarta.

Ferdinando Fairyo, kapten Persipura era 1993-1995, kepada Jubi mengakui kalau tim PON Papua 1993 langsung direkrut masuk tim Persipura. Dia mengakatakan Persipura berhasil juara Divisi I dan kembali ke Divisi Utama hingga sekarang.

“Tim PON Papua 1993 yang mengembalikan Persipura ke Divisi Utama setelah turun kasta,”katanya kepada Jubi.

Selanjutnya generasi Boaz T Solossa dan kawan-kawan dalam PON XVII-2004 berhasil mearih medali emas bersama tim PON Jawa Timur. Generasi Boaz dan kawan-kawan juga masuk tim Persipura era 2005-2014. Hasilnya Boaz , Eduard Ivakdalam, dan kawan kawan membawa Persipura meraih bintang empat dalam jersey merah strip hitam bagi tim berjuluk Mutiara Hitam. (*)

Editor: Jean Bisay

Related posts

Leave a Reply