Penumpang keluhkan pelayanan KM Sabuk Nusantara 47

Papua-KM Sabuk Nusantara 47
KM Sabuk Nusantara 47 yang melayani rute Pelabuhan Kimaam ke Pelabuhan Merauke, Papua – Jubi/IST

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Merauke, Jubi – Pelayanan KM Sabuk Nusantara 47 milik PT Pelni yang berlayar dari Kimaam dengan tujuan Pelabuhan Merauke dikeluhkan para penumpang. Betapa tidak, pelayaran kapal tersebut hanya dengan satu mesin saat keluar dari Pelabuhan Dambu Kimaam, tanpa memberitahukan kepada penumpang.

“Kami baru mengetahui setelah nahkoda kapal memberitahukan di tengah laut saat berlayar kalau hanya menggunakan satu mesin, karena satunya mengalami kerusakan,” ungkap salah seorang penumpang kapal tersebut, Emanuel Buyuka, saat dihubungi melalui telpon selulernya Senin (22/11/2021).

Read More

Menurutnya, kapal itu keluar dari Pelabuhan Dambu Kimaam Kamis, 18 November 2021 sekitar pukul 18.00 waktu Papua. Harusnya, pelayaran hingga sampai Pelabuhan Merauke memakan waktu sekitar 16 jam dan tiba di Merauke Jumat, 19 November, sekitar pukul 07.00 waktu Papua.

Namun sayangnya, kapal dimaksud baru tiba di Pelabuhan Merauke pukul 14.00 atau pukul 2 siang waktu Papua.

“Nah, itu membuat kami kecewa berat. Belum lagi penumpang dari Kimaam yang berjumlah kurang lebih 50 orang, hanya membawa bekal untuk makan sekali. Nanti paginya baru makan di kota,” ujarnya.

Oleh karena keterlambatan demikian, puluhan penumpang mengalami kelaparan di atas kapal.

“Ketika kami hendak meminta agar ABK di kapal mencari solusi, ternyata tidak ada. Malah mereka menjual nasi dengan tahu dengan harga sangat mahal yakni Rp25ribu per bungkus,” tegasnya.

Dikatakan, dengan hanya satu mesin yang berfungsi, kapal pun terlambat bersandar di pelabuhan Merauke.

“Ya jelas kami merasa sangat kecewa. Mestinya kalau ada pemberitahuan dari Pelabuhan Kimaam jika satu mesin tak berfungsi, penumpang akan pindah ke kapal Muyu milik ASDP, karena saat itu juga berada di pelabuhan,”  katanya.

Papua-Emanuel Buyuka
Salah seorang penumpang KM Sabuk Nusantara 47 dari Kimaam, Emanuel Buyuka – Jubi/Frans L Kobun

Baca juga: Sebulan listrik padam, masyarakat Kimaam kecewa

Menanggapi itu, Kepala Cabang Pelni Merauke, I Komang Budi Swastawan, mengaku saat kapal itu keluar dari Pelabuhan Kimaam, kedua mesinnya beroperasi normal.

Hanya saja, di tengah pelayaran menuju Pelabuhan Merauke, ada gangguan teknis sehingga hanya satu mesin digunakan. Namun demikian, kapal berlayar dengan baik hingga tiba tujuan.

“Memang untuk berlayar, nahkoda telah memperhitungkan dan mempertimbangkan keselamatan kapal apakah aman atau tidak. Jadi telah dihitung baik sebelum berlayar,” katanya.

Diakui jika kapal tersebut tiba di Pelabuhan Merauke pada Jumat sekitar pukul 14.00 WP, hanya terlambat kurang lebih tiga jam dari jadwal.

Khusus soal makam-minum yang dipersoalkan penumpang, jelasnya, sesuai tariff tiket perintis Kimaam tujuan Merauke harganya Rp15.900. Itu tanpa tanggungan makan serta minum sesuai SK Menteri Perhubungan RI.

“Betul, ada kantin di atas kapal dan siapa saja diperbolehkan membeli makanan. Hanya saja saat salah seorang penumpang membeli, cadangan makanan sudah habis dan tinggal tersisa itu saja. Sehingga dijual petugas kapal kepada yang bersangkutan,” ungkapnya.

KM Sabuk Nusantara 47 adalah salah satu kapal pelayaran perintis atau biasa disebut kapal tol laut yang beroperasi di kawasan Indonesia Timur khususnya di wilayah perairan laut Merauke dan sekitar wilayah selatan Papua. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply