Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Mahasiswa Intan Jaya di Jayapura yang tergabung dalam wadah Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Se-kota Studi Jayapura (IPMI-J) minta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Intan Jaya agar segera datang ke Jayapura untuk meresmikan asrama putri yang didirikan sejak 2017 lalu.
Pasalnya, para mahasiswi dari kabupaten di wilayah pegunungan tengah Papua itu, yang awalnya tinggal dikontrakan telah dikeluarkan oleh pemilik rumah lantaran Pemkab Intan Jaya belum melunasi tunggakan bahkan tidak diperpanjang masa kontraknya.
“Kami sudah dikeluarkan secara paksa oleh pemilik kontrakan dan sekarang kami hidup berantakan. Ada yang pindah (tinggal) di kos dan asrama yang ada. Sehingga kami mohon kepada Pemerintah Kabupaten Intan Jaya mohon mengerti, apalagi ini kami perempuan,” kata koordinator mahasiswi Intan Jaya, Selly Selegani, kepada Jubi melalui selulernya, Minggu (19/9/2021).
Pihaknya meminta Bagian Kesra Setda Kabupaten Intan Jaya dan Komisi C DPRD Intan Jaya segera koordinasikan dengan Sekda atau Bupati untuk mengagendakan jadwal peresmian tersebut.
“Dalam bulan September 2021 ini Kabag Kesra dan DPRD Komisi C bersama Sekda atau Bupati harus datang resmikan, supaya kami tinggal dan belajar aman,” kata Selegani.
Ia menambahkan saat ini mahasiswi yang jumlahnya ratusan tinggal di tempat terpencar.
“Ini masalah serius, sehingga demi SDM Intan Jaya harus diprioritaskan,” ucap Selegani.
“Tahun 2019 saja sudah 90 orang putri yang menyebar di Jayapura, tambah lagi angkatan 2020 sampai sekarang 2021 sudah mencapai 100 lebih orang, maka Kesra datang dan resmikan. Kalau laki-laki tidak apa-apa tapi ini kami perempuan, jadi mohon,” imbuhnya.
Mahasiswi lainnya, Yonce Kobogau, menilai masalah seperti yang dialami pihaknya selalu diabaikan oleh pemda. Padahal, mahasiswi merupakan tulang punggung daerah.
Ia mengatakan semua pejabat Intan Jaya yang mengabadikan pihaknya dilahirkan oleh seorang perempuan maka diminta agar jangan bertele-tele dalam proses peresmian itu.
“Bupati, Sekda, Kabag Kesra, dan Ketua Komisi C mereka ini semua laki-laki yang dilahirikan oleh kami perempuan. Tapi kenapa kita lakukan aksi pernah direspons baik, tidak ada reaksi,” kata dia.
Baca juga: Mahasiswa desak Pemkab Intan Jaya memulangkan pengungsi
Ketua IPMI-J di Jayapura, Yanuarius Weya, berharap agar asrama putri segera diresmikan. Sebab sejak tahun 2018, proposal di atas proposal sudah diajukan maka pihaknya menganggap dana peresmian telah ada.
“Dari ketua ikatan (IPMI-J) lama sudah ajukan proposal peresmian asrama. Saya juga serahkan proposal. Kemudian Kesra dan Ketua Komisi C sudah sampaikan bahwa dana sudah ada. Namun entah kenapa sampai sekarang belum ada info peresmian ini,” ujar Weya.
Weya juga mengkhwatirkan jika tahun 2021 ini tunda peresmian dana kembali ke kas negara.
“Sekarang ini bulan pembahasan anggaran perubahan. Kemudian jika kegiatan tidak terlaksana, takutnya kegiatan ini diundurkan ke tahun 2022,” ucapnya.
“Jadi saya minta Kabag Kesra segera merealisasikan visi dan misi Bupati Intan Jaya, yakni pintar,” katanya.
Wartawan Jubi telah berupaya melakukan konfirmasi kepada Sekda Intan Jaya, Aser Mirip, melalui pesan WhatsApp namun tak terkirim. Jubi juga berusaha menghubungi via telpon sebanyak dua kali namun tidak diangkat. Pesan melalui SMS juga tidak dibalas. Sementara Kabag Kesra Setda Intan Jaya, Pappang Langi Supulayuk, saat dihubungi Jubi juga tidak memberikan respons.
Sedangkan Ketua Komisi C DPRD Intan Jaya, Melianus Kobogau, yang dikonfirmasi melalui WhatsApp hanya membalas jika ia sedang dalam kondisi yang tidak sehat.
“Saya sakit jadi hari Selasa baru kasih kabar. Terima kasih,” balas Kobogau. (*)
Editor: Kristianto Galuwo