Papua No. 1 News Portal | Jubi
Nabire, Jubi – Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nabire, Provinsi Papua, Yuliaus Pasang, menegaskan tanggal 7 Januari 2021 akan mulai diberlakukan kembali pembelajaran tatap muka. Untuk itu, seluruh guru di daerah ini harus ke sekolah untuk mengajar seperti sebelum pandemi Covid-19.
“Tanggal 7 Januari 2021, tidak ada lagi guru yang tidak masuk ke sekolah. Bila ada guru yang tidak masuk, saya akan ambil tindakan tegas,” kata Pasang, saat ditemui Jubi di Nabire, Selasa (24/11/2020).
Ia menjelaskan libur Hari Raya Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 akan berlangsung dari 16 Desember 2020 hingga 7 Januari 2021. Sementara kalender pendidikan hanya libur sampai tanggal 4 Januari.
Kebijakan ini diambil, kata Pasang, berdasarkan pertimbangan jika masuk sekolah tanggal 4 Januari, ada guru yang akan berasalan masih menerima tamu dalam rang dua hari istimewa tersebut.
Saat masuk sekolah nanti, lanjut Pasang, seluruh guru dan siswa harus menjalankan protokoler kesehatan seperti memakai masker, sering mencuci tangan dengan sabun atau membersihkan tangan dengan hand sanitizer, dan menjaga jarak.
“Jadi sekolah harus mempersiapkan segala kebutuhan terrkait penerapan protokoler kesehatan ini. Misalnya, sekolah harus menyiapkan tempat cuci tangan dan mengatur kursi di ruangan, satu kelas maksimal hanya 15 siswa,” terang Pasang.
Baca juga: Covid-19 menjalar di lingkungan sekolah di Nabire
Pasang mengakui sejak ditiadakannya kegiatan belajar tatap muka, banyak muncul persoalan di dunia pendidikan. Misalkan, keluhan guru bahwa nilai murid dalam pelaksanaan ujian di sekolah berbeda saat ulangan dikerjakan anak di rumah.
“Saya selalu tanya ke guru. Jawabannya mereka (guru) karena rendah sekali nilai saat kerja di sekolah. Kalau kerja di rumah malahan dapat 100. Artinya, ((ada kemungkinan) anak tidak kerja mandiri tetapi ada campur tangan orangtua,” kata Pasang.
Pasang mengingatkan para guru dan orangtua murid agar mempersiapkan diri dan siap untuk melakukan belajar tatap muka pada semester genap awal tahun depan.
“Intinya, kita akan harus berhati-hati sebab dunia pendidikan sangat perlu. Setidaknya kita harus mengejar kembali ketinggalan (materi ajar) selama pandemi. Kita harus maju, jangan sampai mundur pendidikan,” harap Pasang.
Terpisah, salah satu orangtua murid, Sri, mengaku siap apapun keputusan Dinas Pendidikan untuk mengizinkan kembali belajar tatap muka. Namun Sri ikut mengingatkan pihak sekolah dan guru agar agar disiplin dalam penerapan protokol kesehatan penanganan Covid-19.
“Saya masih ragu tapi kalau itu keputusan Dinas Pendidikan, ya tak apa. Tapi kalau mau jujur, saya ragu. Maka intinya adalah disiplin melaksanakan protokol kesehatan dan pengawasan yang ketat dari guru agar jangan sampai anak-anak kecolongan dan bergaul dengan teman dan tidak menjaga jarak. Ini susah lo, awasi murid sekian banyak,” ujar warga Kelurahan Morgo, Nabire, Papua. (*)
Editor: Dewi Wulandari