Orang tua pertanyakan nasib anaknya yang belum diberangkatkan ke Jayapura

Papua-MoU Pemkab Merauke dan PLI
Penandatanganan berita acara oleh Bupati Merauke, Romanus Mbaraka, bersama Direktur PLI, Samuel Tabuni, untuk pengiriman anak-anak Marind kuliah ke luar negeri – Jubi/Frans L Kobun

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Merauke, Jubi – Sebanyak 64 anak asli Marind-Papua telah berada di Jayapura sejak dua pekan lalu guna mengikuti bimbingan oleh Papua Lenguage Innstitut (PLI) selama setahun, sebelum dikirim ke luar negeri tahun depan untuk kuliah di sejumlah perguruan tinggi (PT) di beberapa negara untuk jenjag S1 dan S2.

Setelah puluhan anak Marind itu dikirim, ternyata masih terdapat empat anak yang sudah dinyatakan lolos seleksi oleh tim PLI di Merauke belum berangkat. Hanya saja tak kunjung dipanggil ke Jayapura bergabung bersama sesama teman lain.

Read More

Perwakilan salah satu orang tua, Moses Kaibu, saat menghubungi Jubi, Rabu (7/7/2021), mengatakan keempat anaknya hingga kini belum belum diberangkatkan karena dari hasil pemeriksaan PCR di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merauke, dinyatakan positif Covid-19, sehingga disarankan melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing.

“Betul anak-anak melakukan karantina mandiri. Hanya saja, sampai sekarang tak ada komunikasi lebih lajut oleh PLI. Sehingga bagi kami terkesan tak ada tanggung jawab dilakukan,” ungkapnya.

Moses mengungkapkan sampai sekarang keempat anak ini masih berada di Merauke. Mereka juga sudah sehat. Mestinya harus diberangkatkan ke Jayapura sekaligus bergabung bersama teman-teman lain mengikuti bimbingan.

“Saya pernah hubungi salah satu perwakilan PLI di Merauke, Simon Balagaize, dan jawabannnya menunggu perintah lebih lanjut dari Bupati Merauke, Romanus Mbaraka,” katanya.

Baca juga: Puluhan anak Marind tahun depan diberangkatkan kuliah ke LN

Menanggapi itu, Direktur PLI, Samuel Tabuni, menjelaskan sesungguhnya keempat anak itu, setelah melakukan swab test antigen maupun PCR di RSUD Merauke, mereka dinyatakan positif Covid-19.

Lalu, jelas Tabuni, sesuai petunjuk dokter, keempatnya melakukan karantina mandiri di rumah selama sebulan. Setelah itu baru melakukan PCR lagi. Jika sudah dinyatakan sehat, baru berangkat ke Jayapura bergabung bersama teman lain.

Namun demikian, jelas dia, keempat anak itu tetap mengirim dokumen agar diproses lebih lanjut oleh PLI.

“Betul arahan dokter mereka wajib karantina sebulan. Kalau sehat disertai rekomendasi dokter di RSUD Merauke, baru bisa ke Jayapura,” ujarnya.

“Memang kami komitmen, sepanjang belum adanya surat keterangan sehat yang dikeluarkan RSUD Merauke, tak mungkin diizinkan ke Jayapura,” tegasnya.

“Saya kembali katakan keempatnya adalah siswa PLI dan selama setahun akan dibimbing di Jayapura bersama puluhan anak Marind lain sebelum berangkat kuliah ke luar negeri,” ungkapnya. (*)

Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply