Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1,
Port Moresby, Jubi – Papua Nugini meminta bantuan negara-negara dunia ketiga untuk menangani para pengungsi di Pulau Manus yang menolak direlokasi ke tempat lain.
Menteri Luar Negeri dan Imigrasi PNG, Rimbink Pato menyampaikan permohonan itu di hadapan Sidang Umum PBB yang membahas krisis kemanusiaan pengungsi dan migrasi di New York, pekan lalu.
Pato mengatakan kini PNG menampung 1.007 orang pengungsi dan migran dari seluruh dunia yang ditempatkan di Pulau Manus. Mereka terdiri dari 671 orang pengungsi, 204 orang pencari suaka politik, dan 132 orang migran. Menurut dia, PNG telah melakukan segala upaya agar para pengungsi itu mau menetap di PNG, bahkan dengan cara menggratiskan biaya yang seharusnya dibayarkan sebesar 10.000 Kina untuk proses naturalisasi kewarganegaraan.
Papua Nugini telah mengalami kekurangan sumber daya untuk membiayai kebutuhan operasional di pusat penampungan pengungsi dan migran, terutama di pulau Manus. Ia mengimbau negara anggota PBB untuk membantu PNG mengatasi masalah kekurangan sumber daya tersebut. Bagi PNG, keberadaan pusat penampungan di Pulau Manus adalah bukti komitmen PNG dalam mengatasi masalah krisis kemanusiaan di dunia. “Ini juga menunjukkan kerjasama solid kami secara bilateral dengan Australia dan secar regional di kawasan sejak tahun 2002 untuk mengatasi masalah pengungsi,” ujarnya.
Pato adalah salah satu pemimpin negara di dunia yang berpartisipasi dalam pertemuan PBB khusus membahas masalah pengungsi dan migrasi di dunia. Bersama dengan negara-negara lainnya, PNG juga mengadopsi Deklarasi New York yang menyatakan komitmen para pemimpin negara dunia untuk menjaga nilai-nilai hak asasi manusia dalam menghadapi krisis kemanusiaan berupa tingginya jumlah pengungsi dan migrasi penduduk. (*)