Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Ferinandao Pahabol dan kawan kawan baru saja menutup laga pekan ke-17 Liga 1 dengan menorah kemenangan 2 – 1 saat menjamu PSIS Semarang pada Sabtu (11/12/2021) yang menjadi laga penutup paruh pertama musim 2021. Hingga paruh musim, Persipura meraih 13 poin, dan berada satu peringkat di atas Persiraja Banda Aceh dengan torehan 5 point.
Sejauh itu, Pahabol dan kawan kawan baru mencetak gol 14, dan kemasukan sejumlah 26. Tim Mutiara Hitam hanya menang tiga kali, seri empat kali, dan kalah 10 kali.
Torehan poin itu diraih tim Mutiara Hitam setelah Alfredo Vera menggantikan posisi Jacksen F Tiago sebagai pelatih. Persipura mulai meraih poin penuh saat melawan Persikabo (2 – 1) dan PSIS Semarang (2 – 1), bermain imbang melawan PSM Makassar (1 – 1) dan PSS Sleman (1 – 1), serta kalah dari kampium paruh musim Liga 1 2021, Bhayangkara FC (0 – 2).
Hasil itu jelas tak memuaskan publik di Papua. Performa Persipura menurun karena pandemi COVID-19 memaksa semua tim Liga 1 bermain dalam kompetisi yang berpusat di Pulau Jawa. Hal ini jelas sangat merugikan sejumlah klub luar Jawa, seperti Persipura Jayapura, PSM Makassar, Persiraja Banda Aceh serta dua klub dari Pulau Kalimantan—Borneo FC dan Barito Putra.
Baca juga: Persipura gaet striker naturalisasi dari Persewar, usia 35 tahun
Persipura yang pernah juara dengan sistem kompetisi home – away jelas sangat dirugikan. Para pemain Persipura terpaksa jauh dari keluarga di Papua, menyebabkan mereka merasa home sick serta bermain tanpa konsentrasi penuh karena tidak menikmati pertandingan. Belum lagi keputusan sang pengadil lapangan kerap membuat mental pemain Persipura semakin jatuh, hingga ada pemain yang mendapat kartu merah.
Sekadar catatan, Todd Ferre pemain muda gelandang terbaik saat membela tim PSSI U19, namun ia berkali kali memperoleh kartu merah. Ferre akhirnya mendapat skorsing bermain dari PSSI selama setahun. Padahal, kontribusi pemain itu sangat besar bagi tim Mutiara Hitam, terutama dalam mengorganisir lini tengah Persipura yang telah ditinggalkan para gelandang senior seperti Eduard Ivakdalam, Zah Rahan, dan Robertino Pugliara.
Memasuki paruh musim kedua, pelatih Alfredo Vera maupun menejemen Persipura harus memikirkan pembenahan tim ber-jersey bintang empat itu. Jika tidak diantisipasi secara tepat, performa tim bisa semakin memburuk saat pertandingan nanti.
Tim Mutiara Hitam resmi mendatangkan striker asing naturasi asal Guinea, Mamadouw Hary Barry. Melalui Instagram Persipura 1963, manajemen Mutiara Hitam pada Senin (13/12/2021) mengumumkan datangnya striker berusia 35 tahun itu.
Pemain gaek itu memang bukan wajah baru di lapangan hijau Papua. Iapernah bermain di Persewar Waropen dan PSMS Medan dalam Liga 2 Indonesia. Pemain kelahiran Conakry 16 Mei 1986 ini bisa bermain di posisi striker dan juga sebagai gelandang bertahan.
Transfermarkt mencatat pemain setinggi 190 centimeter itu baru mencetak dua gol dan satu assist atau umpan terukur menghasilkan gol. Pemain yang bernilai kontrak sebesar ratusan juta itu akan membela tim kebanggaan masyarakat Papua pada putaran kedua.
Jika dibandingkan dengan pemain depan Persipura seperti Gunansar Mandowen, Ferinando Pahabol, Ricky Kayame, dan Ramai Rumakeik, jelas prestasi pemain asal Guinea kalah cemerlang. Ricky Cawor misalnya, adalah top score Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua, dan ia sangat pantas diturunkan dalam paruh musim kedua Liga 1.
Baca juga: Persipura Jayapura kalahkan PSIS Semarang 2-1
Begitupula dengan para pemain lini tengah. Permainan Nelson Alon dan M Tahir sudah meningkat, dan mereka beberapa kali melakukan umpan terukur kepada Gunansar Mandowen maupun Ferinando Pahabol.
Kedua gelandang bertahan Persipura itu bukan saja piawai memutus serangan tim lawan, tetapi mampu bermain sebagai gelandang pengumpan bola, dan jago dalam mengatur serangan. Sementara posisi Todd Ferre di lini tengah jelas akan digantikan oleh mantan gelandang tim sepak bola PON Papua, Alfons Miagau.
Itu berarti pihak menejemen dan pelatih Persipura harus mencari gelandang asing berkualitas setingkat Zah Rahan atau Robertino Pugliara akan akan mampu mengimbangi permainan Nelson Alom dan M Tahir. Lini belakang juga harus mengalami perombakan total, karena catatan kebobolan 26 gol jelas menunjukan lemahnya barisan pertahanan Persipura. Pemain seperti Israel Wameauw, Doni Monim, dan Brian Fatari harus segera diganti dengan pemain asing berkualitas, atau setidaknya memasukan bek kanan tim sepak bola PON, I Nyoman Ansanay.
David Rumaikewi memang memiliki sedikit kelemahan karena kerap terlambat turun untuk membantu pertahanan. Persipura butuh pemain sekelas Victor Igbonefo, Ruben Sanadi, dan Tinus Pae untuk mengamankan jantung pertahanannya. Persipura butuh pemain baru dengan kualitas di atas rata-rata, termasuk untuk posisi striker dan bek tengah. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G