Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Memutus mata rantai penyebaran korona adalah tugas semua warga negara. Menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan, memakai masker, menjauhi kerumunan, dan menjaga jarak, harus disiplin dilakukan, dimanapun kita beraktivitas.
Hendri Pakiding, seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Kota Jayapura, Papua mengatakan karena melihat angka kematian di Papua terus meningkat, dirinya selalu menerapkan protokol kesehatan, dimanapun dia berada.
“Virus korona itu benar ada, karena saya melihat saat itu kami mengikuti rapid test di laboratorium RSUD Dok II, dari 50 lebih orang, dua orang dikatakan positif korona, maka mereka berdua dikarantina,” katanya kepada Jubi Selasa (13/10/2020).
Menurut Hendri, setelah saya melihat bahwa virus itu ada, maka dirinya memutuskan untuk taat pada protokol kesehatan. Kemana saja dia pergi, selalu menggunakan masker, menghindari kerumunan, dan rajin mencuci tangan.
“Saat saya mengikuti demo yang digelar Kelompok Cipayung dalam menolak UU Omnibus Law, saya menerapkan protokol kesehatan, karena saya meyakini bahwa dalam kerumunan itu mudah tertular virus korona,” katanya.
Sementara itu, Martha Bunga, pemilik kost di Perumnas 1 Waena, Kota Jayapura, Papua, mengatakan melihat angka kematian karena Covid-19 yang terus meningkat di Papua, dirinya mengharuskan setiap penghuni kost untuk mengikuti rapid test. Selain dari itu Martha juga menyiapkan air untuk cuci tangan, serta membagikan masker kepada setiap penghuni kost.
“Karena dengan cara ini saya yakin bahwa setiap penghuni kost bisa bebas dari penularan virus Korona,” ujarnya.
Menurut Martha, selain pembatasan aktivitas yang dijalankan Pemerintah Kota Jayapura, dirinya juga harus ambil bagian dalam menerapkan protokol kesehatan di tempat tinggal, di kantor, dan di tempat yang dia kunjungi.
Baca juga: Update 13 Oktober: 10 kematian dalam 3 hari di Papua
Terpisah, Ressy Tandililing, pemilik warung makan di Kamkey, Kelurahan Yobe, Distrik Abepura, mengatakan ketika pandemi Covid-19 mulai masuk Kota Jayapura, usaha warung makan yang ia jalankan terpaksa tutup. Padahal usahanya baru mulai berkembang.
“Sekarang sudah menjelang lima bulan, tutup dari bulan Mei sampai sekarang. Tapi saya menyadari bahwa keselamatan manusia itu sangat penting. Jika saya jualan lagi, berarti ada kemungkinan penyebaran virus korona itu akan terjadi di tempat ini,” katanya.
Lanjut Ressy, pemerintah harus serius menangani pandemi Covid-19 ini, menangani dengan hati yang tulus, tanpa memainkan kepentingan lain.
Pemuda harus berperan
Menyadari bahwa pemuda juga memiliki tanggung jawab untuk memutus mata rantai penyebaran virus korona, Ketua Asrama Serviam Kamuu, Yulianus Goo, menagajak teman-temannya sesame mahasiswa untuk melakukan sesuatu.
Ia menceritakan bagaimana mahasiswa di Asrama Serviam Kamuu ikut berusaha mencegah penularan korona, khususnya di antara anak muda.
“Kami menerapkan protokol kesehatan dengan cara kami menyediakan air untuk mencuci tangan. Setiap orang yang datang wajib mencuci tangan. Kami juga mewajibkan menggunakan masker,” ujarnya.
Sejak pandemi Covid-19 masuk ke Papua, katanya, kehidupan dan kegiatan dalam asrama dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak dan menjauhi kerumunan.
Dia minta pemerintah tegas mewajibkan masyarakat menerapkan protokol kesehatan dan lebih banyak mensosialisasikan pentingnya protokol kesehatan.
“Saya melihat masih banyak masyarakat yang belum tahu dan belum menerapkan protokol kesehatan dalam hidup sehari-hari,” kata Yulianus Goo.
“Harus kerja dengan kesungguhan hati, biar korona ini bisa teratasi dengan baik. Agar kita bisa kembali beraktivitas seperti semula,” imbuhnya.
Sementara itu, Thedy Douw, salah seorang penghuni kost di Perumnas 3 Waena, mengatakan tentang pentingnya menjagakan satu sama lain, dengan cara menerapkan protokol kesehatan di setiap lingkungan tempat tinggal.
“Kebanyakan yang meninggal umurnya rata rata di atas 45 tahun. Bukan berarti kita pemuda tidak akan kena. Sebab itu kita harus saling menjaga satu sama lain agar kita terhindar dari penularan korona,” katanya.
Douw menjelaskan warga di kost-nya sebagian besar melaksanakan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan.
“Sebagai anak muda kita harus berperan penting dalam memberikan kontribusi dalam memutus mata rantai penyebaran virus korona, agar pandemi Covid 19 bisa segera teratasi,” katanya. (CR-5)
Editor: Dewi Wulandari