Papua No. 1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Capacity Development Coordinator Samdhana Institute, Nurul Hidayah, menjelaskan fokus yang dijalankan atau dilaksanakan Komunitas Menoken Merauke lebih kepada masyarakat adat karena selama ini kecendrungan orang sudah mulai meninggalkan.
“Saya mencontohkan saja, bicara tentang adat istiadat dan budaya, sudah mulai terkikis, karena berhadapan dengan arus globalisasi yang begitu kencang dewasa ini. Dulunya orang Papua terbiasa dengan makanan pokok sagu, sekarang bergeser ke makanan lain,” ungkap Nurul kepada Jubi, Minggu (21/11/2021) malam.
Dengan Komunitas Menoken, jelas dia, tidak lain mengembalikan spirit atau tradisi yang sudah mulai ditinggalkan anak muda belakangan ini. Kini harus diangkat lagi dengan melibatkan mereka sendiri sebagai agen perubahan.
Konsep menoken, menurutnya, diambil dari filosofi tas noken. Dimana bagaimana dilihat dari tas tersebut yakni ikatan atau simpulnya sangat kuat, fleksibel, dan bisa menyimpan barang berat di dalam.
“Ya dengan Komunitas Menoken, dikemas juga berbagai kegiatan menyenangkan melalui berkemah, menyanyi, memasak, dan lain-lain,” ungkapnya.
Menyangkut kegiatan zoom meeting yang dilakukan dengan perwakilan tiga negara, Nurul mengaku masing-masingnya termasuk teman-teman komunitas di Merauke, mempresentasi disertai dengan dukungan video.
Khusus di Komunitas Menoken Merauke, jelasnya, mempresentasikan tentang musik Sakil yang menceriterakan tentang burung cenderawasih. Selain itu mengangkat thema ketahanan pangan melalui ubi kumbili yang menjadi komoditas masyarakat Kanum di Kampung Yanggandur, Distrik Sota.
DisinggungKomunitas Menoken di Papua, Nurul mengaku, selain di Merauke, juga beberapa daerah lai seperti Komunitas Tabi di Jayapura juga di Sorong, Papua Barat dan rencana di Raja Ampat, Papua Barat.
Baca juga: Komunitas Menoken Merauke dialog dengan perwakilan 3 negara
Juru bicara Komunitas Menoken Merauke, Adriana Papo, mengakui jika di Kampung Yanggandur, ada sejumlah komoditas andalan masyarakat setempat yang perlu dikembangkan sekaligus dipasarkan.
“Contohnya ubi kumbili, serai merah, minyak kayu putih, serta beberapa komoditas andalan lain. Tentu ini menjadi skala prioritas Komunitas Menoken Merauke untuk terus bersama masyarakat setempat mencari solusi terbaik agar kemudian hari bermanfaat,” katanya. (*)
Editor: Dewi Wulandari