Klemen Tinal dan papan catur yang setia menemani

Papua-jenazah Klemen Tinal
Istri dan anak-anak tercinta bersama keluarga besar mendampingi almarhum Klemen Tinal saat disemayamkan di RSPAD Gatot Subroto Jakarta – Jubi/Dian Mustikawati

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Hobinya bermain catur. Lawannya bisa siapa saja. Ada wartawan, pengurus KONI, pengurus partai politik, pengusaha, dan masih banyak lagi. Kalau bermain catur, bisa berjam-jam alias tidak mengenal waktu.

Papan catur itu tampak sedikit usang. Bagaimana tidak, sehari-hari papan permainan yang digambar kotak-kotak berwarna selang seling hitam putih tersebut rajin dimainkan oleh seorang pria paruh baya bersama rekannya di teras rumah, ruang kerja, maupun di tempat umum.

Read More

Meskipun sedikit usang, namun papan catur ini sering dimainkan oleh orang nomor dua di Provinsi Papua yakni Klemen Tinal yang menjabat sebagai Wakil Gubernur Papua sejak 2013.

Setidaknya kenangan itulah yang masih diingat dari sosok Klemen Tinal yang pada Jumat (21/5/2021) Subuh dikabarkan meninggal dunia di Jakarta karena sakit yang dideritanya.

Semasa hidupnya, pria kelahiran Beoga, Kabupaten Puncak, pada 23 Agustus 1970 silam itu memang hobi dan terkenal “gila” bermain catur.

Klemen Tinal atau akrab dipanggil KT, karena kecintaannya akan olahraga catur maka tak salah jika didaulat dan aktif menjadi Ketua Umum Pengprov Percasi Papua.

KT juga dipercaya menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Perserosi atau sepatu roda Indonesia. KT merupakan putra Papua kedua setelah Wempi Wetipo yang pernah menjabat ketua umum pusat (POBSI) atau biliar. Klemen Tinal juga sempat menjabat Ketua Umum Pertina Papua periode 2015-2019.

Sehabis berkegiatan, bermain catur adalah salah satu kesenangan Wakil Gubernur Papua itu. Di mana pun, alat permainan catur pasti tersimpan rapi dalam tas ajudan atau kendaraan yang digunakannya.

Salah satu rekan wartawan yang sering menemani Wagub KT bermain catur adalah CEO media daring Kawat Timur, Banjir Ambarita, yang akrab disapa Bram.

Seringkali, setelah bertemu dengan wartawan, lantas diwawancarai, Wagub KT akan mengajak Bram bermain catur. Bukan sejam atau dua jam, namun bisa seharian. Dua-duanya memang hobi olahraga catur.

“Pak Wagub seorang motivator ulung dan pemikir panjang,” kata Bram yang sudah lama melintang menjadi wartawan di Papua.

Bagi Bram, seorang Klemen Tinal menyukai permainan catur karena suka berpikir panjang, di mana jika diimplementasikan pada sebuah masalah, KT akan memikirkan cara dan solusi untuk menyelesaikannya.

“Seorang KT untuk mempercayai seseorang membutuhkan proses yang Panjang. Begitu sudah dikenal Beliau, tanpa disadari kita akan dipompa [dibina-red]. Makanya almarhum merupakan motivator ulung,” ujarnya.

Satu lagi yang paling bisa diingat, sosok KT sangat keep humble atau (rendah hati) dan mudah menegur orang lain. Apalagi jika sudah dikenal, meskipun tidak terlalu akrab. Ada saja bahan candaan yang akan dilontarkan KT.

Seperti yang diungkapkan Ketua Ardindo Papua, Tulus Sianipar. Di mana yang paling diingat dari sosok Klemen Tinal adalah candaan-candaan ringan yang selalu dilontarkan almarhum saat bertemu rekan-rekannya.

“Almarhum Klemen Tinal adalah pribadi yang ramah, tidak sombong, setiap berjumpa selalu memberikan lelucon ringan, memberikan semangat, dan selalu bersikap hangat,” katanya.

Sianipar mengaku merasakan duka mendalam ketika mengetahui kabar tentang meninggalnya Klemen Tinal.

“Beliau adalah pribadi yang smart. Beliau tidak suka bertele-tele, langsung to the point,” ujarnya.

Tulus mengatakan hal tersebut bisa terlihat saat KT memberikan sambutan dan arahan, tidak panjang tapi langsung pada intinya.

“Sangat kehilangan salah satu aset sumber daya manusia Papua yang sangat bagus,” katanya lagi.

Senada dengan Tulus, menurut Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Provinsi Papua, Mansyur, menyatakan dirinya sudah mengenal almarhum sejak menjadi Bupati Mimika, yakni sebagai orang yang cerdas dan bersahaja.

“Beliau kekerabatannya tinggi dan bersahaja, jadi low profile,” ujarnya.

Mansyur mengaku tidak pernah melihat sosok Klemen Tinal sejak menjadi bupati, berlaku selalu baik dengan orang lain, dan tidak pernah marah.

“Dalam menghadapi masalah pun, sosok Klemen Tinal tidak suka bertele-tele,” katanya.

Bahkan Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) menyebut sosok Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal adalah pribadi yang praktis dan taktis dalam mengatasi sebuah permasalahan.

Seluruh masyarakat Papua yang berasal dari Sulawesi Selatan ikut berduka atas kepergian Klemen Tinal.

“KKSS merasa kehilangan karena almarhum adalah Dewan Penasehat KKSS, kami menganggap almarhum adalah saudara sendiri,” ujarnya.

Papua-Big Man from Nemangkawi
Klemen Tinal diwawancara usai dilantik memimpin Pertina Papua periode 2015-2019 – Jubi/Jean Bisay

Disemayamkan di Jayapura

Wakil Gubernur (Wagub) Papua, Klemen Tinal, meninggal dunia di Rumah Sakit Abdi Waluyo Menteng Jakarta pada Jumat (21/5) pukul 04.00 Waktu Indonesia Barat (WIB), di mana jenazah almarhum direncanakan untuk disemayamkan di Gedung Negara Jayapura.

“Jenazah akan diberangkatkan dari Jakarta ke Jayapura menggunakan maskapai penerbangan Garuda Airlines pada Sabtu (22/5/2021), setelah tiba akan disemayamkan di Gedung Negara (GN) Jayapura,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Papua, Dance Yulian Flassy.

Setelah disemayamkan, akan dilakukan ritual agama, kemudian selanjutnya pada Minggu (23/5/2021) diberangkatkan ke Timika menggunakan pesawat Herkules dari TNI yang sudah disepakati dalam rapat forkompimda.

Jenazah akan dimakamkan pada Senin (24/5) di pendopo milik almarhum di Timika, Kabupaten Mimika.

“Untuk Sabtu pagi (22/5/2021), upacara penghormatan bagi jenazah Wagub Papua Klemen Tinal akan langsung ditangani oleh Pemprov Papua dan tidak akan melakukan upacara secara militer,” katanya lagi.

Dari hasil rapat bersama forkompimda, pada Sabtu (22/5/2021), Pemerintah Provinsi Papua akan menurunkan bendera setengah tiang selama tujuh hari karena almarhum merupakan pejabat negara di mana hal tersebut akan disampaikan kepada masyarakat dan instansi pemerintah melalui surat edaran yang dibuat.

Surat edaran bernomor 004/5436/SET berisi tentang instruksi pengibaran Bendera Merah Putih setengah tiang atas wafatnya Wagub Papua.

Di dalamnya tertulis, berdasarkan hasil rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Provinsi Papua pada Jumat (21/5) disepakati dan diputuskan sebagai bentuk penghormatan dan untuk mengenang jasa serta pengabdian almarhum kepada masyarakat, bangsa dan negara diimbau agar mengibarkan Bendera Merah Putih setengah tiang di lingkungan kantor, sekolah, kampus, tempat usaha, fasilitas umum, serta pemukiman di seluruh Tanah Papua selama tujuh hari terhitung 22-28 Mei 2021.

Dalam surat tersebut juga, Sekda Flassy mengimbau kepada semua pihak agar menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat selama tujuh hari masih berkabung.

Terkait dengan riwayat kesehatan almarhum Wagub Papua, ke depan akan ada keterangan resmi dari pihak medis yang menangani mengenai penyebab meninggalnya, sejak kapan sakit dan lain sebagainya, namun bisa ditegaskan dari surat edaran yang dibuat Pemprov Papua bahwa almarhum meninggal karena sakit.

Papua berduka

Setelah mendapat kabar melalui Juru Bicara Gubernur Papua, Muhammad Rifai Darus, mengenai keberangkatan Gubernur Papua Lukas Enembe ke Singapura untuk melanjutkan pengobatannya, kini masyarakat Papua harus kehilangan sosok Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal.

Banyak elemen masyarakat mengungkapkan rasa kehilangan dan kesedihannya atas kepergian Wagub Papua Klemen Tinal.

Pasalnya, Wagub Papua merangkul banyak elemen, mulai dari paguyuban-paguyuban hingga tokoh-tokoh masyarakat di bidang agama, adat, pemuda, perempuan dan lainnya.

Untuk itu, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua mengharapkan masyarakat Bumi Cenderawasih di wilayahnya menghormati proses pemakaman Wakil Gubernur (Wagub) Papua Klemen Tinal yang meninggal karena sakit tersebut.

Ketua FKUB Provinsi Papua, Pendeta Lipiyus Biniluk, mengatakan pihaknya mengharapkan proses keberangkatan jenazah dan rombongan yang mengantar hingga tiba di Jayapura dapat berjalan dengan lancar.

“Wagub Papua Klemen Tinal sudah bekerja luar biasa untuk masyarakat Bumi Cenderawasih dan gereja,” katanya.

Pendeta Lipiyus dan keluarga besar FKUB Provinsi Papua merasa kehilangan dan sangat berduka yang mendalam atas meninggalnya Wagub Papua, Klemen Tinal.

Sehingga dirinya mengimbau seluruh umat Tuhan agar menerima dengan lapang dada dan diharapkan tidak ada gerakan tambahan.

FKUB juga mengajak untuk menghargai Klemen Tinal sebagai tokoh besar dengan datang secara tertib dalam menghadiri ibadah penghiburan almarhum di Gedung Negara Jayapura.

“Almarhum sudah bekerja dengan sangat luar biasa sehingga salah satu sikap menghargai almarhum adalah dengan tidak melakukan hal-hal anarkis,” kata Lipiyus.

Hal senada juga disampaikan Ketua Majelis Rakyat Papua, Timotius Murib, yang mengharapkan masyarakat Bumi Cenderawasih memberikan penghormatan dengan menerima kehendak Tuhan atas kepergian Wagub Klemen Tinal.

Bagi Timotius Murib, Klemen Tinal adalah sosok bapak dan pemimpin yang harus menjadi contoh serta teladan bagi masyarakat Papua untuk maju dan berkembang.

Klemen Tinal lahir di Beoga 23 Agustus 1970. Setelah menikah dengan Yolanda Tinal, memiliki tiga anak bernama Lidia Natalia Tinal, William Tinal, dan Daud Salomon Tinal.

Klemen menyelesaikan pendidikan dasar di SD YPJ Tembagapura pada 1976-1982, lalu SMP Negeri YPJ Tembagapura pada 1982-1985 dan terakhir di SMA Negeri 1 Bandung pada 1985-1988.

Pada 1993, Klemen pernah menjadi Administrative Supervisor PT. Freeport Indonesia, kemudian pada 2003 lulus pendidikan Strata 1 (S1) Universitas Surapati dan 2006 kembali lulus pendidikan Magister (S2) Universitas Cenderawasih.

Selanjutnya menjadi Bupati Mimika periode 2002–2006 dan periode 2008–2013. Setelah itu pada 2013 hingga kini menjadi Wakil Gubernur Papua.

Klemen juga pernah menjadi Ketua Pemuda Pancasila Provinsi Irian Jaya pada 1997-2001, kemudian menjabat Ketua DPC Partai Golongan Karya (Golkar) Kabupaten Mimika pada 2003-2010. Lalu menjadi Ketua DPD Partai Golongan Karya (Golkar) Papua sejak 2013. (*)

Editor: Jean Bisay

Related posts

Leave a Reply