Papua No. 1 News Portal | Jubi
Normalnya, 2,5 jam waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan Jagebob-Kota Merauke atau sebaliknya. Namun, masuk musim penghujan saat ini, pelintas harus antre mengular dan memerlukan sedikitnya 4 jam untuk melanjutkan perjalanannya.
SETIAP kali hujan mengguyur seperti saat-saat ini, jalanan yang menghubungkan masyarakat dari 14 kampung di Distrik Jagebob ke Merauke, Provinsi Papua kembali berlumpur tebal hingga kendaraan tak dapat melintas. Petani tak dapat membawa dagangannya ke kota. Kondisi ini sudah berlangsung sedikitnya lima tahun, terutama sehabis hujan mengguyur.
Akhir pekan kemarin, belasan hingga puluhan kendaraan harus mengantre untuk melalui jalanan yang kini berselimut lumpur merah. Mereka harus berhati-hati hadapi kubangan di tengah jalanan. Di badan jalan yang lain, mereka bertarung mengalahkan tebalnya lumpur, kiriman hujan semalamnya. Hingga ada pula yang tertanam dalam lumpur yang baru bebas setelah satu jam.
“Biasanya dua setengah jam saja ke kota. Tapi, kalau sudah begini ya, bisa lebih. Bisa sampai empat-lima jam,” ujar Misno [50] kepada Jubi, Sabtu [20/2/2021].
Saat itu, Misno yang berprofesi sebagai supir truk, sedang dalam perjalanannya mengantar pesananan bahan material kayu dan papan kepada pembeli di kota Merauke. Ia bercerita, kondisi jalanan yang rusak itu sudah berlangsung sekitar lima tahun.
“Sudah lima tahun tapi sampai sekarang tidak ada perubahan [perbaikan]. Ya, begini saja. Kalau sudah hujan besar jalan tambah rusak. Kita tidak bisa apa-apa, ya pasrah saja. Harus main akal saja supaya bisa lewat,” ujar Misno yang merupakan warga Kampung Jagebob 9, Distrik Jagebob, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua.
Kerusakan jalanan begitu berada di 11 titik di sepanjang jalan raya, yang disebut-sebut juga sebagai jalan provinsi. Saat ditemui Jubi, lokasi antrean panjang kendaraan yang bergelut dengan rusaknya jalan berada di Agrindo Dalam. Rusaknya hingga 500-an meter. Sedikitnya 20 kendaraan dari arah Jagebob dan delapan kendaraan dari arah kota sedang mengantre di sisi jalanan yang dipenuhi pepohonan, jauh dari pemukiman warga.
Siang itu, semua pengendara turun jalan, tengah mengeluarkan satu mobil yang tertanam dalam lumpur tebal.
“Sudah mau satu jam ini, baru keluar,” kata Misno.
Saat itu juga nampak sejumlah anggota polisi dari Polsek Jagebob dan TNI. Bersama para pelintas, mereka menarik kendaraan yang tertanam menggunakan tali sling. Menurut Misno, aparat polisi dan TNI tersebut memang sengaja datang untuk membantu upaya kelancaran kendaraan di jalanan rusak tersebut.
Ia bercerita, dirinya pernah harus bermalam di tengah hutan dalam perjalanannya beberapa tahun lalu karena menghadapi masalah jalanan rusak saat hujan mengguyur.
“Kami berterima kasih kepada aparat polisi maupun TNI Jagebob yang bergerak cepat membantu menggerakan masyarakat untuk membantu kami,” ujar Misno yang telah berhasil membawa truknya melewati gubangan dan jalan berlumpur ke arah jalan yang bagus.
Misno berharap ada perhatian serius pemerintah untuk memperbaiki jalanan yang menjadi satu-satunya jalan penghubung masyarakat 14 kampung ke kota Merauke tersebut. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai tani, yang berdagang di ibukota Kabupaten di wilayah selatan Papua tersebut. Daerah-daerah itu banyak menghasilkan tanaman jahe, nanas, dan kunyit.
Dari pantauan Jubi, terlihat aparat keamanan baik polisi maupun TNI yang mengenakan pakaian seragam, berdiri di tengah lumpur membantu mendorong mobil ketika tertanam, juga menyusun papan di badan jalan sehingga antrian kendaraan yang mengular tadi dapat melintas.
Kepala Distrik Jagebob, Ronald Mahuze, menuturkan jalan penghubung kota Merauke ke Jagebob sudah diaspal. Namun, masih terdapat kerusakan parah di sejumlah titik. Mahuze yang belum yakin status jalanan tersebut berjanji akan melaporkan kondisi jalanan rusak tersebut, yang berdampak meluas bagi masyarakatnya itu, kepada Pemerintah Kabupaten Merauke.
“Dari informasi yang saya dapatkan, jalan menuju Jagebob adalah ruas jalan Provinsi Papua. Selama beberapa tahun terakhir, tak pernah dilakukan perbaikan,” katanya.
Dampak kesusahan yang pernah ditanganinya adalah saat mengantar pasien rujukan dari Puskesmas Jagebob ke Rumah Sakit Umum Daerah Merauke.
“Perjalanan jadi berlama-lama di tengah hutan karena jalan rusak. Ini fakta dan sering terjadi selama ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Kapolsek Jagebob, Ipda Sukirno, mengatakan pihaknya selalu siaga dan berkoordinasi dengan TNI maupun kepala distrik bersama masyarakat untuk bergotong-royong memperbaiki badan jalan rusak yang sudah menahun tersebut.
“Rekan-rekan wartawan bisa melihat secara langsung kondisi jalan rusak di satu titik ini. Memang kami selalu masuk lumpur bersama rakyat untuk membantu memperbaiki jalan dengan menyusun papan agar kendaraan bisa menyeberang,” ujarnya. (*)
Editor: Yuliana Lantipo