Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Bupati Boven Digoel, Hengky Yaluwo, mengatakan tanaman karet yang ada di sejumlah kampung dan distrik di kabupaten di selatan Papua tersebut menjadi komoditas andalan di tingkat masyarakat. Hasil sadapan masyarakat dibeli pemerintah melalui badan usaha milik daerah (BUMD).
“Kenapa saya bilang karet menjadi primadona karena selama ini menjadi salah satu andalan masyarakat untuk menopang hidup dalam keluarga,” kata Bupati Hengky Yaluwo ketika ditemui Jubi di salah satu hotel di Kota Jayapura, Rabu (3/11/2021).
Karenanya, lanjut bupati, masyarakat harus terus didorong untuk menyadap karet dan hasilnya dibeli langsung oleh BUMD.
“Kan sudah ada BUMD yang dibentuk saat kepemimpinan almarhum Bupati Boven Digoel, Benediktus Tambonop, sehingga harus terus dilanjutkan,” katanya.
Sejauh ini, menurut bupati, pihaknya belum mendapat laporan secara resmi berapa harga komoditas karet yang dijual masyarakat. Ini menjadi tantangan khusus baginya untuk mengetahui terlebih dahulu, sebelum kegiatan penyerapan dilakukan pemerintah melalui BUMD.
Potensi lain yang akan dikembangkan dan dibudidayakan di Kabupaten Boven Digoel adalah sagu. Secara umum, di semua kampung di kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Papua Nugini tersebut, masih memiliki hutan sagu sehingga perlu dijaga dan dirawat baik sebagai bahan makanan.
“Kita juga akan mengembangkan peternakan babi. Nanti ada program pemberian babi kepada masyarakat agar dapat dikembangkan, karena merupakan salah satu sumber untuk mendatangkan uang,” katanya.
Baca juga: Dua tahun pertama, Bupati-Wabup Boven Digoel fokus pembangunan di 5 distrik induk
Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Boven Digoel, Maret Klaru, mengakui jika komoditas karet menjadi andalan masyarakat, sehingga perlu perhatian serius dari pemerintah setempat.
“Ya, kan telah ada BUMD, tinggal dibeli dari masyarakat sesuai harga yang berlaku sekarang. Sedangkan pemasaran keluar daerah, dilakukan pemerintah setempat,” ujarnya. (*)
Editor: Dewi Wulandari