Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – FMBCC, salah satu klub basket lokal di Kota Jayapura, menggelar turnamen mini dengan batas usia 18 tahun yang bertujuan membangkitkan semangat pebasket muda Papua. Turnamen ini digelar di Lapangan Basket Kawasan Stadion Mandala, Kota Jayapura, selama sepekan, sejak Senin (7/12/20) kemarin.
Turnamen mini yang diprakarsai oleh klub basket FMBBC ini menjadi wadah ajang pembinaan usia muda pebasket Papua di Kota Jayapura.
“Turnamen mini ini untuk kembali membangkitkan semangat pebasket muda Papua di masa pandemi covid-19 yang bermain di klub-klub di Jayapura,” ujar Ketua Panitia, Novita Tuange, Selasa (8/12/20).
Jelasnya, turnamen ini diikuti oleh sebanyak 5 tim putra putri yakni klub Taruna Bakti, Flywing Wheel, SSC, Kingtown, dan tuan rumah FMBBC Mandala.
“Turnamennya akan berjalan selama seminggu, dan pertandingannya dengan batas usia 18 tahun. Kita buat karena kembalikan semangat main basket klub ditengah corona masih ada,” kata Novita.
Sementara itu, Kepala Pembinaan Klub FMBBC Mandala Jayapura, Otniel Meraudje, mengatakan turnamen ini inisiatif dari klub sendiri untuk memancing kembali minat bakat anak-anak muda Papua dalam bermain basket, sekaligus pembinaan basket tiap klub di Papua.
“Ini sebagai pembinaan anak basket di Jayapura, sekaligus untuk jam terbang klub FMBBC karena tiap bulan Februari ada kejuaraan tahunan yang dibuat juga, maupun bangkitkan semangat basket di masa pandemi Covid-19,” kata Otis, panggilan akrabnya.
Dirinya menuturkan turnamen ini dilakukan pembatasan usia 18 tahun, mengingat ke depan akan banyak kejurnas dan kejuaraan pelajar yang menjadi fokus dari klubnya FMBBC Mandala. Termasuk wadah dan kesempatan pebasket muda untuk mengeluarkan bakat dan hobi bermain basket.
“Antusiasnya sangat luar biasa, contohnya saja kita hanya batasi, tapi yang punya keinginan sangat banyak, ada sekitar 50-an klub atau peserta yang mau ikut. Jadi harapan kami bukan saja klub kami, tapi klub-klub lain juga bisa lakukan event yang sama,” ujarnya.
Baca juga: Basket Papua target sapu bersih medali PON XX di tengah keraguan
Mantan pemain timnas Indonesia ini menyarankan agar Pengprov Perbasi Papua yang merupakan induk organisasi cabang olahraga bola basket ini bisa lebih melakukan koordinasi dan membangun sinergitas kepada klub-klub basket di Jayapura untuk bersama menggelar event bola basket sebagai ajang pembinaan dan bibit muda untuk kejuaraan berskala nasional, bahkan internasional.
“Karena selama ini memang harus diakui tidak ada sama sekali dekat dengan klub-klub di Jayapura, mereka (pengprov Perbasi) cuma tahu mengatur regulasi, tapi belum pernah lakukan pembinaan secara langsung untuk membuat turnamen. Ini kan sangat di sayangkan sekali,” ungkapnya.
Tambah Otis, banyaknya event yang harus dilakukan menjadi bagian penting untuk memantau perkembangan basket dan anak-anak muda Papua dalam bermain basket secara langsung di lapangan.
“Sehingga kalau ada event-event besar seperti PON kita tidak perlu pakai pemain dari luar lagi, karena pengalaman kita di PON kemarin Jawa Barat kami pakai pemain-pemain lokal Papua dan hasilnya dapat medali perak dan perunggu untuk putra/putri dan juga gunakan pelatih lokal. Jadi event itu untuk tim PON kalau masih bisa bongkar pasang pemain,” pungkasnya. (CR-4)
Editor: Dewi Wulandari