Fitrul Dwi Rustapa, 47 kali selamatkan gawang Mutiara Hitam

papua-kiper-persipura-fitra-DR
Kiper Persipura, Fitrul Dwi Rustapa – Jubi/Instagram Fitrul DR

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Kiper senior Persipura Jayapura, Dede Sulaiman, mengalami cedera hingga kiper kelahiran Garut, 9 Juni 1995, Fitrul Dwi Rustapa, mendapat kesempatan menggantikan menjaga pertahanan terakhir tim kebanggan masyarakat Papua tersebut. Ia mampu menyelamatkan gawang tim Mutiara Hitam dari tim lawan di saat lini belakang lemah.

Salah satu penyelamatan gemilangnya saat Persipura menghadapi tim berjuluk Pesut Etam, Fitrul Dwi Rustapa beberapa kali menepis sepakan striker Borneo FC Fransisco Torres, walau akhirnya menceploskan bola ke gawang Mutiara Hitam setelah menerima umpan silang dari mantan kapten Persipura, Boaz T Solossa.

Walau demikian, Fitrul telah melakukan penyelamatan berkelas, karena ia mampu menahan tembakan jarak dekat Torres dengan tepisan satu tangan. Penampilan mantan kiper Persela Lamongan ini tampil sebagai benteng terakhir lini belakang Persipura karena musim ini tim Mutiara Hitam tampil dengan pertahanan terburuk karena bobol sebanyak 26 gol.

Baca juga: Persipura gaet striker naturalisasi dari Persewar, usia 35 tahun

Selama paruh musim ini, Fitrul Dwi Rustapa melakukan penyelamatan sebanyak 47 kali dalam 16 kali penampilan. Ia berhasil menggeser kiper senior Persipura, Dede Sulaiman, yang cedera dan kiper Gerry Mandagie.

Kiper asal Garut ini sebagai benteng terakhir menyelamatkan gawang Persipura saat lini belakang Persipura sangat rapuh. Bayangkan, lini belakang yang dikawal Israel Wameuw , Donny Monim, Ricardo Salampessy, dan kawan-kawan kemasukan 26 gol akibat kesalahan dan blunder fatal.

Papua-fitrul dwi persipura
Penjaga gawang Persipura Jayapura Fitrul Dwi Rustapa saat memberikan hak suaranya di TPS – Jubi/Media Officer Persipura.

Kontrak Pemain Asing

Berdasarkan aturan perpindahan pemain, PT Liga Indonesia Baru (LIB) mengatur maksimal seorang pemain boleh bermain di dua klub berbeda pada musim 2021. Mantan pemain nasional Guinea, Mamadou Hady Barry, pernah merumput bersama klub divisi II Persewar Waropen dan PSMS Medan.

Pasalnya striker asing, Yevhen Bokhasavily, selama memperkuat Persipura baru mencetak satu gol saat tim Mutiara Hitam melawan PSS Sleman. Hendrique Motta bek tengah asal Brasil jarang diturunkan karena mengalami cedera. Begitu pula gelandang Brasil, Hedipo, belum tampil maksimal. Sedangkan gelandang bertahan asal Jepang, Takuya Matsunaga, kualitasnya masih dibawah mantan gelandang bertahan asal Korsel, Lim Jun Sik.

Minimal manajemen Persipura harus mencari pemain gelandang dengan kemampuan di atas rata-rata pemain Papua, misalnya pemain gelandang asal Mali, Makan Konate. Sedangkan bek tengah harus pemain yang bermain mirip atau minimal sama dengan kualitas Victor Igbonefo. Apalagi lini belakang tim asuhan pelatih asal Argentina Alfredo Vera menjadi titik terlemah dalam putaran pertama Liga 1 BRI musim 2021/2022.

Striker asing kelahiran asal Guinea, Mamadou Hady Barry, yang pernah merumput di Persewar Waropen dan PSMS Medan di Liga 2 musim 2021 terancam batal karena pemain tersebut dinilai melanggar aturan karena bermain dalam dua klub. Terkecuali tim Mutiara Hitam mengontraknya awal musim 2022/2023 Liga1. Itupun kalau tim berjuluk Mutiara Hitam berhasil lolos dari jurang degradasi musim 2021/2022. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Leave a Reply