Papua No. 1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Pelaksanaan Festival Ndambu dalam dua tahun terakhir ‘redup’ atau tidak berjalan. Padahal itu adalah budaya orang Marind-Papua di pulau Kimaam yang mestinya harus dilaksanakan secara rutin, karena di situ banyak manfaat didapatkan seperti bagaimana masyarakat setempat memamerkan hasil alamnya mulai dari umbi-umbian, pisang, sagu, kelapa, dan wati.
Budaya Ndambu juga secara tidak langsung memotivasi setiap anggota masyarakat untuk terus bekerja keras menanam sekaligus menghasilkan potensi alam yang jumlahnya lebih banyak.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke, Tiasony Betaubun, saat ditemui Jubi, Kamis (7/10/2021), menjelaskan seharusnya tahun lalu Festival Ndambu dilaksanakan. Hanya saja akibat pandemic Covid-19, berbagai kegiatan tak berjalan, termasuk festival tersebut.
Sesuai rencana, jelas dia, telah diusulkan anggaran senilai Rp2 miliar untuk pelaksanaan Festival Ndambu yang sedianya dilangsungkan tahun depan.
”Memang kita usulkan anggaran seperti itu, tetapi kalau dilakukan rasionalisasi, tak jadi masalah. Tetapi intinya pelaksanaan [Festival] Ndambu harus dilaksanakan tahun 2022,” ujarnya.
Ndambu, jelas Tiasony, adalah adat yang tak tak bisa ditinggalkan karena telah diakui oleh dunia. Jadi bagaimanapun, perlu digelar secara rutin setiap tahun dengan melibatkan masyarakat dari empat distrik di pulau Kimaam yakni Distrik Kimaam, Waan, Tabonji, serta Ilwayab.
Ditanya bagaimana kolaborasi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Merauke, Tiasony menambahkan tetap dilakukan secara kontinu.
“Kami akan mennyiapkan dan dinas terkait memamerkan sekaligus memasarkann” ungkapnya.
Baca juga: Festival Ndambu harus dihidupkan kembali
Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Merauke, Benhur Rentandatu, mengatakan pihaknya selalu melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terkait sejumlah festival yang harus dilaksanakan atau dijalankan.
“Itu komitmen kami agar harus berjalan, karena akan menjadi ikon bagi Kabupaten Merauke untuk menarik orang dari luar Papua datang berkunjung ke sini,” ungkapnya. (*)
Editor: Dewi Wulandari