Edgar Saviar Marvelo, atlet wushu taolu peraih nilai tertinggi

Papua-Edgar Saviar Marvelo
Edgar Saviar Marvelo, atlet wushu taolu – Jubi/Frans L Kobun

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Merauke, Jubi – Tepuk tangan dan dukungan atlet DKI Jakarta dari atas tribun penonton saat Edgar Saviar Marvelo yang turun di cabang olahraga wushu taolu (seni) di kelompok chang quan laki-laki, saat masuk arena pertandingan hingga menunjukkan skill-nya di hadapan dewan juri.

Selain Edgar, juga dari provinsi lain menurunkan atletnya mempertontonkan gerakan atau goyang, kuda-kuda, teknik lompatan dan jatuhan, gerakan putar hingga salto di atas matras.

Read More

Semua gerakan yang dipertontonkan menjadi dasar penilaian para dewan juri. Dari semua atlet yang berlaga di atas matras itu, Edgar mendapatkan nilai tertinggi dibandingkan atlet dari provinsi lain yakni 9,72.

Saat ditemui Jubi, Rabu (29/9/2021), Edgar, pria kelahiran Jakarta, 16 September 1986 ini mengaku, sejak 2006 silam, telah ‘jatuh hati’ terhadap olahraga wushu, terutama taolu. Sehingga latihan demi latihan terus dilakukannya, hingga pada akhirnya pada 2012 silam, dilirik dan bergabung dalam kontingen PON DKI Jakarta.

“Saat itu saya masih bergabung dengan jurus beregu. Baru kali ini, tepatnya di PON XX Papua, mendapat kepercayaan turun di perorangan taolu,” ungkap Edga, bungsu dari empat bersaudara.

Dikatakan, ia juga termotivasi dan terus berlatih, lantaran dukungan penuh dari orang tua serta keluarga.

“Setiap saat saya melakukan latihan, orang tua tak henti-hentinya memberikan dukungan,” ujarnya.

Edgar mengakui jika baru bertanding individual sekarang.  Namun dengan motivasi serta semangat keluarga, sehingga ia tampil percaya diri dalam hajatan PON XX Papua tahun ini.

Baca juga: Wushu PON Papua: Stevano Rumagut tumbangkan atlet DKI

Saat dimintai komentarnya terkait perolehan nilai paling tinggi dibandingkan atlet lain, Edgar mengaku itu karena dukungan semua pihak mulai dari keluarga, pelatih, maupun official.

“Saya percaya diri di matras, karena dukungan berbagai pihak, sehingga dapat  menampilkan yang terbaik mulai dari  gerakan atau goyang, kuda-kuda, teknik lompatan, jatuhan, gerakan putar, hingga salto,” ungkapnya.

Ditanya sampai kapan mencintai olahraga wushu ini, Edgar mengaku selagi masih kuat  dan mampu.

“Kalau masih kuat, pasti latihan dan event lain akan saya ikut terus,” ungkapnya. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply