Papua No. 1 News Portal | Jubi
Gedung Olahraga (GOR) Waringin akan dipakai arena pertandingan cabang olahraga (cabor) Bulutangkis pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua mendapat sorotan dari pihak technical delegate (TD) atau delegasi teknik.
Mimi Irawan, selaku delegasi teknik cabor bulutangkis PON XX sangat kecewa saat mengunjungi GOR Waringin, beberapa waktu lalu. Ia menilai progres pengerjaan venue yang terletak bersebelahan gedung DPRD Kota Jayapura itu terkesan lambat.
Waktu tersisa menuju PON XX kian menghitung bulan, tetapi GOR Waringin belum juga rampung dari proses renovasi. Berdasarkan pantauan, pekerjaan GOR Waringin sampai saat ini baru masuk pada tahap pengerjaan atap saja.
Selain itu proses renovasinya juga menyasar bagian lapangan bertanding serta penambahan fasilitas pendukung yakni lapangan pemanasan.
“Secara keseluruhan persiapan venue pertandingan yang saya catat masih kurang yakni perbaikan arena dan lapangan warming-up (pemanasan). Hanya itu saja yang menurut saya masih jadi kendala. Sebab, yang saya tahu anggaran yang telah dicairkan memang baru untuk perbaikan atap saja,” kata Mimi kepada wartawan olahraga di Jayapura termasuk Jubi, belum lama ini.
Ia menuturkan arena tepok bulu PON XX mestinya dibuat seelok mungkin, mengingat para petinggi negara banyak yang menggemari olahraga terpopuler kedua di Indonesia itu.
“Dalam kepengurusan PBSI yang baru ini, Sekretaris Jenderal-nya adalah Pak Kapolri. Takutnya, Pak Presiden Joko Widodo [Jokowi] kan, bisa main bulutangkis juga dan siapa tahu nanti Beliau pengin meninjau langsung venue-nya. Jadi saya sudah bicarakan ini ke pihak-pihak terkait, tolong diperhatikan anggaran untuk arena lapangan pertandingan itu yang katanya belum turun. Jadi atapnya sudah dikerjakan, kemungkinan selesai dalam 1,5 bulan,” katanya.
Selain itu, kata Mimi, tuan rumah harus menyiapkan venue yang mumpuni, mengingat Papua juga menargetkan medali emas dari tunggal putra yang diperkuat atlet Pelatnas kelahiran Papua, Chico Aura Dwi Wardoyo.
Mimi berpesan sembari mengingatkan “Saya sudah bicara juga ke Ketua Pengurus Provinsi PBSI Papua, Max Olua, tolong turun tangan atas dasar laporan saya ini, supaya menghadap ke PB PON Papua juga ke pemerintah Kota Jayapura agar segera ditindaklanjuti. Ingat, cabang olahraga bulutangkis sudah memberikan emas di Olimpiade untuk negara. Masa di PON nanti ini, kita tidak siap,” ucapnya.
Di luar itu, Mimi mengungkapka, cabor bulutangkis PON XX mempertandingkan 7 nomor yaitu beregu putra dan putri, serta lima nomor perorangan.
“Soal batasan umur, kita memang ada aturan itu. Karena ajang PON itu kan untuk masa depan pemain-pemain Indonesia. Jadi, umur itu penting. Karena kalau tidak mengacu pada batasan umur, nanti malah jadi repot. Tetapi untuk PON kan tidak semuanya ada di atas umur 20 tahun. Saya berharap dari PON ini nantinya bisa mendapatkan pemain-pemain yang bisa diperhitungkan di Kejuaran Nasional (Kejurnas),” ujarnya.
Sementara, menyoal pembangunan GOR Waringin yang belum rampung, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Jayapura, Rocky Bebena, mengatakan pihaknya sementara dalam proses pengerjaan. Hanya saja, kata Rocky, yang menangani pengerjaan tersebut yakni Dinas PU Kota Jayapura.
Bebena mengklaim jika proses pengerjaan atap dan arena bertanding sudah satu paket. Sedangkan untuk lapangan pemanasan yang diminta oleh Technical Delegate (TD) cabor bulutangkis tak ada dalam kontrak pengerjaan yang dilakukan oleh pihaknya.
“Pengerjaan atapnya itu dengan arena bertandingnya sudah sepaket. Mungkin waktu pihak TD berkunjung ke sana itu tidak bertemu dan menanyakan langsung ke pihak kontraktornya. Tapi kalau untuk lapangan pemanasan kita belum tahu siapa yang akan mengerjakan, apakah dari PB PON atau pihak mana,” ujar Bebena.
Sebelumnya, delegasi teknik cabor dayung juga mengaku kecewa kondisi pengerjaan arena dayung di Teluk Youtefa, Kota Jayapura. Hingga saat ini, pengerjaan venue dayung masih tertunda karena belum ada titik temu antara pemerintah, kontraktor, dan masyarakt pemilik hak ulayat. (*)
Editor: Jean Bisay