Papua No. 1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Sejumlah organisasi kepemudaan (OKP) di Kabupaten Merauke, Papua sejak tiga hari terakhir melakukan penggalangan dana di sejumlah titik dari setiap orang yang melintas dengan kendaraan untuk membantu masyarakat di sebelas kampung di Distrik Waan yang mengalami musibah akibat banjir rob.
Selain perumahan warga terendam, juga tanaman seperti umbi-umbian serta pisang yang ditanam beberapa bulan lalu, dipastikan rusak dan tak bisa dipanen, lantaran terendam air asin.
Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Merauke, Simon Balagaize, Selasa (14/12/2021), menjelaskan kegiatan spontan dilakukan sejumlah OKP tidak lain bertujuan membantu para korban di Distrik Waan yang sangat membutuhkan uluran tangan.
“Gerakan ini kami lakukan selama kurang lebih satu minggu ke depan. Selain di beberapa titik jalan, juga ke instansi pemerintah sekaligus mengetuk hati pegawai untuk menyumbang,” ujarnya.
Penggalangan dana hari pertama, jelas Simon, difokuskan di Libra (lingkaran Brawijaya). Siapa saja boleh menyumbang entah dalam bentuk barang, uang, dan lain-lain.
“Saya atas nama teman-teman OKP meminta masyarakat Merauke terketuk hatinya memberikan sumbangan untuk saudara atau sesama kita di sebelas kampung di Distrik Waan yang sedang membutuhkan uluran tangan serta bantuan,” pintanya.
Dikatakan, pihaknya juga telah menyediakan posko di Jalan Ahmad Yani, tepatnya di Sekretariat Himpunan Mahasiswa Malind-Papua. Olehnya, siapa saja yang memiliki sedikit kelebihan rejeki agar dapat menyumbang.
Baca juga: Air pasang di Distrik Waan, rumah dan tanaman terendam
Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Merauke, Dominikus Ulukyanan, mengatakan masyarakat di sebelas kampung di Distrik Waan sedang dirundung kesusahan, setelah banjir rob menyapu tanaman, mulai dari umbi-umbian, pisang, dan sejumlah tanaman lainnya.
Selain itu, perumahan warga ikut terendam dengan ketinggian antara 85 centimeter hingga satu meter. Dengan kondisi demikian, masyarakat tak bisa berbuat banyak karena dipastikan cadangan makanan tak ada. Sehingga perlunya perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke.
“Saya baru pulang dari Distrik Waan melihat kondisi di sejumlah kampung, setelah terjadi air pasang. Biasanya air pasang disertai banjir terjadi bulan Februari. Namun kali ini lebih cepat, sehingga hasil kebun masyarakat yang telah ditanam, dipastikan rusak terendam air laut,” katanya.
Dikatakan, air naik disertai banjir akibat hujan deras terjadi sejak 6 Desember 2021 lalu. Dibanding tahun lalu, kondisi tahun ini lebih parah. Dengan musibah itu, masyarakat tak memiliki cadangan makanan. (*)
Editor: Dewi Wulandari