Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Venue akuatik yang akan digunakan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2021 di Papua merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia.
Secara spesifik dari segi fasilitas yang dimiliki, hanya beda tipis dengan stadion akuatik di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta.
Di arena akuatik PON XX/Papua, memiliki kolam renang tanding berukuran panjang 51,23 meter kali 25 meter, dengan kedalaman 3 meter. Memuat 10 lintasan atau 10 baris untuk para perenang saat bertanding. Sedangkan untuk kolam untuk loncat indah berukuran memanjang 20 meter kali 25 meter, kedalaman 5 meter.
Selain itu arena akuatik ini dilengkapi dua kolam pemanasan letaknya di luar arah timur. Ukuran panjang 20 meter kali 50 meter, memiliki kedalaman 2 meter.
Arena olahraga air ini nantinya dipakai menggelar pertandingan nomor renang kolam, polo air, loncat indah, serta renang artistik.
Arena akuatik yang berada di sebelah timur kompleks olahraga Papua Bangkit, Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua pembangunanya hampir rampung dan tinggal proses finishing atau penyelesaikan akhir.
“Saat ini [Minggu kedua Juni 2020] pembangunan venue akuatik mencapai progres 95,27 persen dari rencana kerja 90 persen, dan kami lebih cepat,” kata Project Manager PT. Waskita Karya (Persero) Tbk, Hapsak Panca, kepada jurnalis di sela-sela menerima kunjungan pejabat Pemerintah Provinsi Papua, Jumat (13/6/2020).
Panca mengatakan target mereka sesuai kontrak kerja venue akuatik rampung bulan Juli. Hanya karena kondisi pandemi Covid-19 saat ini, sehingga beberapa pekerjaan tidak bisa diselesaikan karena masalah pembatasan akses transportasi. Ada sejumlah tenaga ahli yang tidak bisa masuk ke Papua, karena Bandara Sentani ditutup.
“Duapuluh bulan waktu kontrak kerja pembangunan venue akuatik. Dari desember 2018 sampai bulan Juli 2020,” katanya.
Panca menjelaskan secara garis besar field of play [FOP] atau bagian terpenting dari arena akuatik ini meliputi kolam tanding, kolam diving atau papan loncat kemudian kolam pemanasan sudah siap dipakai.
“Seluruhnya kurang lebih sudah bisa berfungsi, termasuk fasilitas pendukung lainnya meliputi ruang ganti, toilet, lighting atau [pencahayaan], timing system, master clock di lantai 1 dan 2, serta scoring board,” kata Panca merinci.
Panca menyebut anggaran proyek pembangunan arena akuatik menelan dana sekitar Rp401,29 miliar.
Arena akuatik juga akan dilengkapi fasilitas tata suara dan tata udara, CCTV, dan tribun penonton. Selain itu juga dilengkapi fasilitas tambahan seperti penataan kawasan untuk parkir, landscape, drainase, dan bangunan penunjang disesuaikan dengan batas kawasan.
Kelebihan venue akuatik di Jayapura, Papua ini pembangunannya mengikuti atau sesuai aturan Fédération Internationale de Natation (FINA) yang merupakan induk organisasi olahraga renang dunia.
“Dari ukurannya, kemudian kedalamannya, dan fasilitas penunjangnya semua berstandar internasional. Nanti akan ada sertifikasi,” ujarnya.
Panca mencontohkan saat digunakan pada pertandingan PON maupun kejuaraan renang berskala internasional, apabila pecah satu rekor akan diakui dan dicatat secara nasional atau dunia karena kolamnya sudah bersertifikasi FINA.
Mengutip web pu.go.id, Kementerian PUPR berkomitmen pembangunan empat venue olahraga dikerjakan agar dapat selesai tepat waktu. Dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan, protokol kesehatan, dan menyesuaikan kebijakan pemerintah pusat maupun daerah.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, menegaskan pembangunan infrastruktur dalam rangka mendukung PON XX di Papua harus diperhatikan secara detail, mulai dari tahap desain, tahap pembangunan, hingga tahap pengawasannya.
Empat arena olahraga yang tengah dibangun Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya di Kabupaten Jayapura, yakni arena akuatik dan Istora Papua Bangkit, venue Cricket, serta lapangan Hockey (indoor dan outdoor) di kompleks olahraga Doyo Baru, Distrik Waibhu. (*)
Editor: Dewi Wulandari